Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Oligarki Vs People: Jokowi dan Megawati di Simpang Jalan

17 Agustus 2022   10:19 Diperbarui: 17 Agustus 2022   10:24 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi dan Megawati Soekarnoputri. Sumber:Biro Pers Sekretariat Presiden by Merdeka

"Politik bukanlah perebutan kekuasaan bagi partainya masing-masing, bukan persaingan untuk menonjolkan ideologinya sendiri-sendiri tetapi politik untuk menyelamatkan dan menyelesaikan revolusi Indonesia." - Ir. Soekarno.

Membaca pemberitaan Kompas di "Gembleng Capres PDI-P, Megawati Disebut Hendak Jadi "Queen Maker" pada Pilpres 2024" maka sedikit ingin memberi tanggapan, kenapa PDIP menggembleng Calon Presiden (Capres) yang akan dijagokan. Ada apa?

PDI-P besutan Megawati Soekarnoputri, Presiden Ke-5, sebagai satu-satunya partai yang memenuhi syarat presidential threshold menuju Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Tapi pasti tidak gegabah secepatnya mengambil keputusan untuk PDI-P maju sendiri mengantar Puan, selain menunggu "bukti tanda terima kasih Jokowi", artinya Jokowi kembali ikuti petunjuk Megawati.

Megawati juga sedikit susah menemukan cawapres untuk Puan, Ketua DPR RI. Karena dipastikan, kandidat yang berbobot lainnya, bisa jadi menolak jadi Cawapres dari Puan. Apalagi Ganjar, pasti merasa mampu daripada Puan.

Kecuali terpaksa, Megawati baru akan mengambil keputusan menggerakkan perahunya, PDI-P tanpa Jokowi dan Prabowo.

Bisa jadi Megawati kembali ajak Prabowo, bila Jokowi ngotot ke Ganjar. Karena memang Prabowo menunggu itu, sampai belum putuskan siapa Cawapresnya.

Baca juga: Pesan Politik Prabowo ke Mega dan Jokowi dari Sentul Bogor

Hanya sebuah strategi, PDI-P melakukan pengemblengan Capres pasca Prabowo Subianto yang sudah menyatakan diri maju sebagai Capres dari PDI-P.

Itu strategi melingkar, ulur waktu yang dilakukan Megawati untuk menunggu keputusan Jokowi, karena diprediksi Ganjar Pranowo yang akan dijadikan suksesor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun