Manajemen DP3TN tersebut beranggotakan berbagai pihak, antara lain lintas kementerian, lintas asosiasi, lintas LSM, penggiat dan pemerhati sampah, perusahaan pengelola sampah, akademisi, psikolog sampai artis segala dimasukkan dalam tim work DP3TN.
Sangat jelas DP3TN yang berdiri itu hanya bertujuan ingin membackup kebijakan KPB atau rencana mematahkan perjuangan atau koreksi keras dari GiF dibawah komando penulis (Asrul Hoesein).
Baca Juga:Â "Sampah" Surat Terbuka untuk Presiden Jokowi
Faktanya, dewan pengarah sampah yang melibatkan banyak pihak "katanya ahli sampah" tersebut tidak punya taring, nyali dan karya dalam menyelamatkan masalah sampah Indonesia. Semua hanya omdo saja, habis anggaran negara rapat sana-sini tanpa ada hasil.Â
Bila membaca formasi kekuatan ilmu dan kemampuan serta pengalaman masing-masing anggota DP3TN tidak diragukan lagi untuk menelaah dan menciptakan solusi sampah Indonesia. Tapi nasib DP3N sial, banyak oknum didalamnya hanya pencitraan dan ngejar target order alias bisnis pribadi dibalik masalah.
DP3N hanya ingin menyakinkan para pihak dan utamanya Presiden Jokowi, ingin disebut pahlawan yang bekerja menyelesaikan masalah sampah.Â
Padahal hanya bertujuan untuk menutup kasus KPB. Karena semua rencana busuk itu gagal dan terbantahkan oleh GiF. Ahirnya DP3TN mati suri, entah DP3TN itu sudah dibubarkan atau masih tertidur pulas diatas sampahnya.
Tapi bila bekerja diatas niat yang keliru, pasti lumpuh pula. Karena tidak mampu melawan kebenaran solusi yang telah disodorkan oleh GiF pada tahun 2016-2017 atas permintaan KLHK sendiri secara resmi melalui rapat dan tertulis. Solusi GiF itu masih dilacikan sampai sekarang.
Baca Juga:Â Presiden Jokowi Marah karena Pengelolaan Sampah Tidak Beres
Perusahaan Produsen Sampah