Sekilas lalu, pecahan atau fragmen-fragmen tembikar kecil, kotor, dan berdebu, yang ditemukan terserak di permukaan tanah, atau terkubur di dalam tanah selama ratusan tahun, mungkin hanya terlihat seperti sampah tak berguna. Namun, bagi para ahli arkeologi, pecahan-pecahan itu bagaikan potongan-potongan puzzle bernilai sejarah dan budaya yang menunggu disatukan kembali.
Tembikar (earthenware;Â pottery) adalah istilah yang biasa digunakan untuk menyebut benda-benda dari tanah liat bakar. Ada juga yang menyebut tembikar dengan gerabah (Jawa). Tembikar dengan beragam jenis dan bentuk, mulai dari periuk kecil hingga tempayan besar, menyimpan cerita tentang kehidupan manusia sejak zaman prasejarah hingga masa selanjutnya. Melalui tembikar, dapat diketahui bagaimana perkembangan budaya dan peradaban, aktivitas manusia seperti makan, berdagang, dan ritual keagamaan. Sayangnya, sebagian besar tembikar yang ditemukan tidak dalam kondisi utuh, tetapi pecah. Oleh karena itu, seringkali diperlukan tindakan rekonstruksi, untuk mengembalikan bentuk tembikar yang pecah kembali utuh, meskipun tidak persis seperti kondisi awalnya.
Rekonstruksi tembikar adalah sebuah seni dan ilmu menyatukan kembali pecahan-pecahan tembikar hingga berbentuk mendekati aslinya. Prosesnya dimulai dengan membersihkan pecahan tembikar dari kotoran melekat seperti tanah, debu, akar tanaman, kerak, dan sebagainya. Selanjutnya mengidentifikasi bentuk, ukuran, dan motifnya. Setelah itu, setiap keping pecahan dicocokkan dan disatukan dengan perekat khusus. Namun demikian, proses rekonstruksi tembikar seringkali harus menghadapi tantangan yaitu, tidak semua bagian pecahan dari sebuah tembikar ditemukan atau ada bagian yang hilang. Oleh karena itu, rekonstruksi tembikar memerlukan pengetahuan khusus dan harus dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak permukaan tembikar.
Rekonstruksi tembikar bukan hanya bertujuan untuk memulihkan bentuk tembikar, tetapi juga membuka jalan untuk memahami teknologi pembuatan dan fungsi tembikar, hingga aktivitas masyarakat yang berkaitan dengan tembikar di masa lalu. Setiap tembikar yang berhasil direkonstruksi adalah jendela kecil menuju dunia yang sudah lama berlalu.
Pada akhirnya, rekonstruksi tembikar adalah bukti bahwa masa lalu tidak pernah benar-benar hilang, tetapi menunggu untuk ditemukan dan disusun kembali sepotong demi sepotong.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI