Mohon tunggu...
Ibsah M
Ibsah M Mohon Tunggu...

orang biasa yang terus belajar dan berdamai dengan diri dan lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Bandit Cantik nan Lihai [Bancali]

29 Maret 2014   07:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:20 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumbangan untuk sekuel sebelumnya (suss):

Beda lagi yang dialami oleh ksatria penjaga hutan kerja bakti. Persamaannya adalah fikirannya sama-sama ngelantur seperti yang dialami satria gula kelapa. Bila satria gula kelapa teringat akan dongengan ibunya (baca sekuel sebelumnya). Ksatria yang satu ini teringat akan perjalanan masa lalunya. Hal ini disebabkan karena jauh dilubuk hatinya dia ingin menemui tamunya-anak muda yang sedang bersemedi-namun karena sedikit beban batin yang menimpanya dia urungkan niat itu.

Siang itu, di sebuah hutan rimba, bancali terlihat bermuram durja. Semalaman dia mencari cara bagaimana mendekati ksatria muda yang lagi naik daun di rimba persilatan. Ksatria itu kelak dikenal dengan Ksatria penjaga hutan kerja bakti. Tidak seperti biasanya. Ya tidak seperti biasanya. Biasanya dia selalu cemerlang dengan segala pemikirannya, yang menyebabkan buruannya tidak pernah lepas. Oleh karena itu dia di kenal di dunia persilatan sebagai bandit paling lihai. selain lihai akan kepandaian dan kecerdasannya, ilmu silatnya juga lawan tandingan.

Kali ini dia benar-benar mati kutu. Semua isi kepalanya seperti beku. Ide-ide cemerlangnya selalu gagal di tengah jalan. Ada apakah dengan dia gerangan. Dia memang sedang di mabuk asmara. Hal itulah yang membuat apa yang direncanakannya selalu buntu. Dia sedang kasmaran dengan satria muda yang lagi naik daun di dunia persilatan (ksatria penjaga hutan kerja bakti). Semua rencananya menemui kebuntuan karena dia takut perasaannya akan ditolak oleh pemuda yang ditaksirnya.

Jauh di lubuk hati ksatria itu, hatinya telah tertawan oleh seorang putri yang merupakan tawanan si bancali. Putri itu tertawan, sekaligus menjadi budak atau sesuruhan para gerombolan bandit wanita. Kenapa ksatria itu tertawan oleh seorang putri yang tidak berkepandaian sama sekali? dan mengapa pula dia menentang arus opini kalangan dunia persilatan yang pendekar bodoh manapun akan lebih memilih si bancali daripada tawanan mereka.

Usut punya usut, ternyata wanita yang tertawan itu adalah yang menolong pemuda itu ketika masih kecil di kampungnya. Pada saat itu, semua orang di kampungnya tidak menghargainya. Hal itu disebabkan karena dia sudah tidak beribu bapak semenjak kecil. semua orang dikampungnya memanggil dia dengan anak haram. Terkecuali putri yang tertawan itu.

Pucuk dicinta ulampun tiba. Tidak dicari malah datang. Begitulah yang terjadi. Ksatria muda itu datang menemui Bancali. Alangkah berbunga-bunganya hati bancali. Bila ada matahari yang bersinar cerah, maka kecerahannya pasti akan kalah oleh raut wajah bancali. Namun karena dia wanita, bagaimanapun dia harus menjaga gengsinya. tidak ingin dia terlihat memuja ksatria di depannya.

'Ksatria yang gagah, hendak apa engkau datang kemari?', tanya bancali dengan suara jaim. sementara itu para gerombolan bandit segera mengurung mereka.Bancali segera mengangkat tangannya agar anak buahnya jangan ada yang menyerang.

Tanpa basa-basipun ksatria itu menjawab: 'Saya mendengar engkau mempunyai seorang tawanan putri, apakah engkau sudi membebaskannya?'.

Basa-basi ksatria itu jauh dari perkiraan yang ada di benaknya. Dia menyangka pemuda itu juga jatuh hati padanya seperti kebanyakan pendekar. Selama ini dia selalu menutup hatinya kepada setiap pendekar yang datang. Namun tidak dengan pemuda yang satu ini. Otomatis jawaban itu membuat hatinya mendidih karena dibakar rasa cemburu.

'Hai, ksatria muda, tidak semudah itu, dia sudah menjadi bagian kami..., dan kalaupun engkau memaksa, maka kita akan siap bertarung denganmu', jawab si bancali dengan tegas. suaranya yang merdu terasa bagaikan auman harimau. memang pantas dia menjadi pemimpin para bandit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun