Mohon tunggu...
Cecep Hasannudin
Cecep Hasannudin Mohon Tunggu... -

Anak rantau yang baru bisa baca dan nulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tak Terlalu Berharap Lulus CPNS

10 Juni 2014   20:51 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:22 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14023829171563685708

[caption id="attachment_328269" align="aligncenter" width="413" caption="Ilustrasi diunggah dari:www.eduside.blogspot.com"][/caption]

Teman saya ini sudah lima kali ikut tes CPNS. Tahun ini, dia akan coba kembali—siapa tahu Tuhan berpihak kepadanya. Artinya, selama ini—sayang sekali Tuhan belum berpihak kepada teman saya itu. Dan saya, sejak lulus kuliah tiga tahun lalu belum pernah tes CPNS. Barangkali, karena terinspirasi dari dia, saya mesti coba ngelamar jadi abdi negara tersebut. Saya bernazar akan beli seekor kambing buat syukuran keluarga dan ngundang sebagian tetangga kalau saya dinyatakan lulus.

Sembari ngobrol dengan teman itu, saya ceritakan pengalaman kakak pertama saya sebelum jadi PNS. Putra sulung ayah saya itu, kata saya ke teman saya—tak mudah menyandang sebagai abdi negara di lembaganya sekarang. Sepuluh kali tes CPNS, barulah lulus kakak saya yang kini berkantor di KUA itu. “Bayangkan, Bro. Mentalnya memang harus kuat kalau mau jadi PNS!” ucap saya.

“Kalau baru lima kali atau kurang dari itu tes CPNS, itu belum seberapa, Bro. Kakak saya saja sampai 10 kali tes baru lulus. Tak sembarang orang dapat lulus. Mungkin bisa saja sekali tes langsung lulus, itu cuma seribu satu. Beda lagi kalo yang bersangkutan anak pejabat atau dekat pejabat, ya barangkali untuk jadi PNS lebih mudah. Soalnya bisa nitip-menitip,” saya nyerocos sekenanya ke teman saya itu.

Teman saya yang lain, cewek—pun dia sungguh beruntung karena sekali tes CPNS pada 2007 langsung lulus.  Saya tanya apakah dia lulus murni atau ngasih sejumlah uang  kepada pejabat tertentu atau ada orang ketiga yang menghubungkan kepada pejabat yang punya posisi tinggi di pemerintahan. “Cuma titip 80 juta aja, kok! Enggak banyak. Itu pun karena si pejabat itu orang dari daerah kami.”

Untungnya teman saya ini tak tertipu. Biasanya, banyak di antara CPNS yang memberikan duit terlebih dahulu kepada si calo atau pejabat yang sebelumnya menjanjikan kelulusan si pelamar—tetapi saat kelulusan orang yang sudah telanjur memberi uang mahar itu—nyatanya mereka tak lulus jua. Uang melayang tak kembali. “Kalau aku dulu kasih uang belakangan, tapi sebelumnya bikin janji di atas materai dengan pejabat itu. Aku lulus uang baru boleh diserahkan.”

Saya yakin saja, tak semua orang yang lulus CPNS—mereka tak selalu mengandalkan duit. Artinya memang murni dan itu sebuah keberuntungan. Perjuangan untuk jadi PNS memang tak mudah—utamanya bagi orang-orang biasa yang tak punya kedekatan dengan pejabat. Punya kedekatan secara emosi pun, tak ada jaminan orang itu lulus jadi CPNS. Bisa dijamin lulus—asal, itu tadi mesti ada pelicin. Sudah saya katakan, yang lulus murni itu cuma seribu satu.

Saya pun tak tahu, apakah saya ini ditakdirkan jadi PNS atau tidak nantinya. Tetapi, selagi kesempatan itu datang dan formasinya cocok, ya saya akan coba daftar. Walau—sebetulnya saya tak terlalu berharap lulus. Dan, saya pun tak mau, misalnya sebelum maupun sesudah tes nanti memohon-mohon kepada Tuhan minta diluluskan. Tak sama sekali. Saya malu sama Dia. Tes, ya tes saja sesuai petunjuk dan prosedur. Lulus bersyukur, tak lulus tetap bersyukur.

Dua hari lalu saya coba menghubungi si bungsu yang baru lulus kuliah. “Dik, kalau mau daftar CPNS, persiapkan berkas dari sekarang selengkap mungkin. Cari-cari info mana kira-kira kementerian atau kantor pemerintah provinsi/kab/kota mana yang ada formasi buat jurusan kamu. Selagi ada kesempatan, ya coba. Ikuti aja prosesnya. Sama kayak kamu ke wc buang air besar, gitu juga pas kamu nanti daftar CPNS!”

SKCK, kartu kuning, dan surat keterangan sehat—saya baca info itu tak perlu dulu diurus untuk syarat CPNS tahun ini. Saya setuju itu—karena  itu malah bikin tebal dan berat amplop berkas—itu kalau masih manual pendaftarannya. Pun kalau sudah online, itu hanya memberatkan data di internet dan bisa bikin macet alias eror jaringan. Lebih baik, ketiga syarat itu dipenuhi setelah kita dinyatakan lulus CPNS. Itu lebih efektif.

Mau daftar CPNS? Daftarlah, tetapi jangan terlalu berharap Anda lulus kalau Anda orang biasa seperti saya. Anda cukup ikuti prosedur pendaftarannya dengan baik. Soal lulus tak lulus, itu urusan ke-25. Sama seperti yang saya pesankan kepada adik saya, bahwa daftar dan tes CPNS ini samakan saja ketika Anda buang air. Buru-buru/kepingin banget saat berlangsung buang air, tetapi setelahnya lega, ikhlas, dan tak perlu memikirkan apakah bentuk kotoran itu bulet, cair, padat, atau apalah—yang penting  sisa makanan itu telah keluar dengan lancar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun