Hari ini Eva nampak ceria sekali dari biasanya. Nampaknya dia masih belum bisa move ondari pertemuan tidak sengaja dengan idolanya itu. Bahkan saat pelajaran berlangsung dia suka senyum senyum sendiri. Rojak yang memperhatikannya dari tadi berfikir “Kena sambet apa ni anak, senyum senyum sendiri”. Begitu juga dengan Nena yang heran dengan tingkah anak itu.
Setelah kelas usai seperti biasa mereka tidak langsung pulang kali ini mereka memutuskan untuk duduk di halaman sekolah yang biasa untuk nongkrong anak-anak SMA di sekolahan itu. Eva membelikan cemilan untuk mereka di kantin. Saat kembali dari kantin Eva berjalan sambil menari-narikan kakinya dan beryanyi. Rojak semakin bingung dengan tingkahnya.
“Ini buat kalian sayang” Eva meletakan cemilannya di meja dan duduk disamping Rojak.
Rojak kemudian meletakan tangan kanannya ke dahi Eva. Memastikan apakah Eva sedang sakit atau tidak.
“Hai, hai... kamu ngapain sih” Eva isih dengan sikap Rojak dan meyingkirkan tangan Rojak dari dahinya.
Rojak tersenyum “Aku khawatir dengan kamu je lah dari tadi sikapmu aneh senyum sendiri, nari-nari belum lagi, dari tadi lihat wallpaper hp aj”
“Iya kamu aneh hari ini” Nena juga merasakan hal yang sama. Sementara Sena hanya diam dan tersenyum dengan perkataan sahabatnya itu.
“Gimana ya Nen.. kamu bakalan iri berat ma aku” Eva tertawa dan menunjukan fotonya dengan Rico ke Nena.
Sontak Nena langsung terkejut dan tidak bisa bicara apa-apa. Dia tidak percaya dengan foto itu, awalnya dia pikir ini foto editan tapi setelah ia amati lagi dia mulai yakin kalo itu asli.
“Hemmm... kenapa kamu enggak bilang ke aku Eva. Kalo kamu abis ketemu ma dia” Nena langsung marah dan iri lihat foto itu. “Lah aku ki yow ngfans ro deke”
“Hahha.. hahaha...” Eva puas dengan reaksi terkejut Nena. Dan meledek-ledeknya.
