Mohon tunggu...
Made Harumi Padmaswari
Made Harumi Padmaswari Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

I'm a third grade medical student of Gadjah Mada University

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

ArtJog 2015: Seni yang Tak Terbatas!

26 Juni 2015   17:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:46 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini adalah kali keempat saya mengunjungi artfair tahunan yang paling ditunggu. Jika Juni adalah bulannya PKB (Pesta Kesenian Bali) bagi Bali, maka bagi Jogja adalah bulannya ArtJog!

Masih bertempat di Taman Budaya Yogyakarta, ArtJog 2015 hadir sejak tanggal 6-28 Juni 2015. Biaya masuk yang ditetapkan pada tahun ini Rp 25.000 (naik 150% dari tahun lalu untuk pelajar) dan Rp 50.000 (naik 400%) bagi umum. Ya, ArtJog memang semakin tahun semakin mendapat tempat di hati masyarakat, kunjungan yang selalu membludak setiap tahunnya membuat pihak ArtJog mulai memasang tarif sejak tahun kemarin.

Tema besar yang diusung tahun ini adalah “Infinity Influx” yang merefleksikan aliran dan keabadian dengan tagline “The Unending Loop that Bonds Artist and the Audience”. ArtJog menggambarkan usianya yang ke-8 sebagai rangkaian yang tak berujung.

Bukan ArtJog namanya jika tidak ada Commission Worknya. Tahun ini Indieguerillas menjadi commission artistnya. Taman Budaya disulap menjadi suatu wahana yang disebut “Green Flux” berbentuk setengah bola (jari-jari 12 m) yang dipenuhi dengan tanaman Cuphea Hyssopifola (tanaman pagar). Karya pembukanya sangat Indonesia, menghadirkan sepeda interaktif yang menggambarkan kegembiraan masa kecil yang mulai terenggut modernisasi.

ArtJog bukan hanya panggung pentas artist nasional, namun juga internasional. Satu karya yang paling mendapatkan respon pengunjung adalah “Wish Tree” karya Yoko Ono. Pengunjung diberikan tiket dan “Kertas Harapan” untuk digantungkan di pohon tersebut. Saya hanya mengintip beberapa harapan yang sudah tergantung di pohon, semoga saja harapan-harapan pengunjung terwujud, tidak sekedar menggantung.

Karya lain, yang juga banyak mendapat perhatian adalah “Static” karya Cake Industries, menampilkan ratusan lampu bohlam yang menyala bergantian membentuk sebuah gambar (jika diperhatikan secara seksama dalam tempo yang selama-lamanya). Dalam 10 menit kekhusyukan saya memperhatikan bohlam tersebut, saya hanya berhasil melihat bentuk “love”.

ArtJog kali ini banyak menampilkan karya-karya yang interaktif, sesuai dengan tema besarnya. Bahkan yang lebih unik lagi, ada Laboratorium Seni Penjara yang mengajak kita untuk menghargai daun sebagai salah satu media seni. Ada juga Klinik Popok dari Popok Beraksi yang menyediakan fasilitas kesehatan untuk anak jalanan secara gratis.

Saya, bukanlah seorang seniman, bukan pula seorang apresiator yang handal. Saya hanya seseorang yang kebetulan tertarik dengan seni sebagaimana daun yang terhembuskan angin. Namun, sejak pertama kali saya ke ArtJog (2012) hingga tahun ini, baru sekarang saya merasakan kebingungan yang sangat dalam memaknai dan menghubungkan tema besar dengan hasil karya menakjubkan dari para curator. Jujur, saya tidak bisa menarik benang merah dari keindahan yang ditampilkan.

Namun, perlahan saya berpikir, kebingungan saya dalam menghubungkan makna karya satu dengan yang lainnya menghasilkan suatu kesimpulan besar yang tertuang dalam kata kebebasan. Ya, seni adalah kebebasan, kebebasan yang tidak terbatas, bahkan oleh tema sekalipun. Itulah yang ingin ditampilkan oleh ArtJog 2015. Angkat topi untuk seluruh curator dan panitia ArtJog 2015. You are fabulous! 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun