Mohon tunggu...
Suharti
Suharti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pedagang Pasar/Ibu Rumah Tangga

Menulis apapun selama kau mampu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ajari Aku Jadi Tua-tua Keladi, Fred!

23 November 2018   10:03 Diperbarui: 24 November 2018   09:49 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lekas kuambil, kumasukan dalam ranselku, agar bisa mengisinya di sungai. Senter milik Ucok terang melawan gelap, menuntun kami ke arah sungai itu. Sesampai di sana, kami tak menemukan Fred.

Pluit itu terdengar lagi berjarak 100 meter dari sungai.

"Itu Fred,"Ujar Lukman.

Kami menemukan Fred terkepung gerombolan kera liar di rimbunya hutan. Di tasku, masih tersisa dua-pax nasi sisa konsumsi. Lekas kulemparkan ke dekat sungai. Gerombolan kera akhirnya  lari mengejar makanan itu.

Fred berkisah, ketika hendak BAB, ia bertemu dengan dua-orang yang tinggal di dusun terpencil di atas sungai, untuk mengambil air. Air sungai itu begitu penting, menurutnya. Fred tidak tega membuang hajatnya di sana.

Beruntung, seorang dari mereka bisa berbahasa Indonesia, meski terbata. Dan menawarkan toilet ala mereka di pinggiran selokan dekat dusun. Fred berbincang lama di sana, dan pulang dalam gelap. Lalu bertemulah dengan segerombolan kera.

Dia meniup Puit, agar warga tadi mendengar dan menolongnya. Namun, mereka tidak mengenali tanda itu.

"O begitu, Ya sudahlah ayo kita kembali,"ajakku

Sesampai di mobil. Lekas saja, air itu dimasukkan Her ke dalam wadah radiator, berharap mesinnya segera dingin.

"Kondisi jalan yang rusak- longsor tidak memugkinkan, meski mobil ready," ujarku ke Fred.

Fred, bercerita untuk mencapai dusun terpencil itu hanya berjarak 400 meter dari sini. Dan ada jalan dari Dusun menuju dekat pintu hutan yang bisa memotong jarak sekitar 15 Km. Jalan itu melalui ladang Jagung,ada jalan setapak memungkinkan untuk dilalui mobil. Dia sudah menjelajahinya sembari mencari tempat BAB

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun