Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ada Apa dengan Jumat?

13 Juni 2025   19:27 Diperbarui: 13 Juni 2025   19:27 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: AADJ, Ada Apa denngan Jumat? (Dok. Pribadi)

Selepas subuh, ketika hendak bersiap berangkat kerja, tiba-tiba saja terpikirkan --atau, kangen-- AADC, Ada Apa dengan Cinta?

Entah, datang begitu saja, entah dari mana asal-mula perasaannya. Aku coba ingat-ingat semalam mimpi apa, sebelum tidur ngapain aja. Biasa. Normal sebagaimana biasanya.

Seingatku, aku tidak mimpi apa-apa. Sebelum tidur, seperti biasa jika sedang shift pagi, maka aku akan menyiapkan semua pekerjaan untuk besok dari malam harinya. Biasa.

Akan tetapi, malam itu memang saya susah tidur. Kalau ini bukan overthinking, sehabis buka puasa, sengaja aku bikin es kopi. Malam itu sedang enak betul es kopinya. Tidak bisa tidur, ya, wajar.

Sambil menyiapkan isi tas sebelum berangkat, bayang-bayang AADC masih jelas di kepala.

Pagi itu kereta cukup ramai, tetapi aku masih bisa main HP juga. Sambil cek-cek temlen Twitter, aku putus saja nonton AADC di kereta. Lumayan, dapet separo cerita.

Kalau boleh jujur, AADC ini tuh made me feel traumatized. Aku tak perlu ceritakan kenapa, tetapi akan kulampirkan cuitannya:

Namun, ketika mesti transit ke Stasiun Tanahabang, aku jadi memerhatian AADC dengan POV yang lain: bagaimana karekter Cinta ini hidup dalam cerita?

Biar bagaimanapun, selama ini menikmati AADC pasti di sisi Rangga saja.

Sesampainya di kantor, sepi. Sembari sarapan, nyicil kerjaan, aku gunakan untuk melanjutkan AADC. Kuselesaikan sisa yang kutonton tadi.

AADC beres, kantor masih sepi. Kulanjutkan AADC 2, kantor masih sepi. Anehnya lagi, justru aku ulang AADC sambil membayangkan dan merasakan posisi Cinta.

Kini terasa beda, malah ada sesak di dada. Sesekali bahkan aku pilih-pilih scene yang aku suka, seperti puncak galau Cinta sebelum Rangga pergi ke New York atau ketika Cinta merasa ada yang berbeda dari Rangga yang meminta maaf padanya di mobil sebelum mereka pergi ke Klinik Kopi.

Apa yang dialami Cinta, apa yang dihadapi Cinta, hingga apapun yang dalam pikiran Cinta jadi sesuatu yang menarik.

Lantas terpikir, bagaimana back-story karakter Cinta ini dibentuk? Cinta dan Dian Sastro adalah 2 hal yang berbeda, aku percaya. Tetapi, apakah ada Dian Sastro dalam diri Cinta? Inipun aku percaya: ada, walau sedikit.

Sambil membereskan kerjaan, aku cari-cari wawancara Dian Sastro. Tidak banyak ternyata. Ada, tetapi kadang isinya sama.

Sampai akhirnya menemukan obrolan Mas Beginu dengan Dian Sastro sekitar 2 tahunan yang lalu.

Dian Sastro bicara panjang lebar. Mas Beginu tidak memotong cerita panjang tersebut meski berpindahnya cukup lulumpatan: dari perjalanan hidup, buku, masa kuliah, hingga isu perempuan.

Jika aku lepaskan dan bongkar-pasang sendiri timeline yang terjadi antara Dian Sastro dan Cinta, entah kenapa, cocok.

Aku jadi bisa merasakan bagaimana tuff-nya Cinta semasa SMA. Ingat bagaimana ketika Cinta pertama kali membawakan musikalisasi puisi atas karya Rangga yang dilombakan di cafe tempat sepupunya Rangga?

Bosan, aku dengan fana
dan enyah saja kau pekat
seperti berjelaga jika
kusendiri.

Betapa banyak hal-hal yang dibayangkan oleh Cinta ketika masih remaja dan bertransformasi jadi wanita karir.

Ingat bagaimana Cinta menceritakan hal-hal yang sedang dilakukannya di galeri kecil miliknya saat sedang makan dengan Rangga di Jogja? Rangga meresponnya dengan baik: waw... yang kamu lakuin tuh gak kecil lho, itu penting.

Kalau melihat isi obrolan dengan Mas Beginu, lebih dari setengah cerita Dian Sastro itu menceritakan bagaimana yayasan yang didirikanya untuk membantu perempuan-perempuan yang putus sekolah untuk bisa mendapat pendidikan yang layak.

Sekarang aku jadi paham, rentang waktu yang dijalani Cinta selama tidak bertemu Rangga di AADC 2, bisa tergambar jelas lewat podcast Mas Beginu dengan Dian Sastro.

Hari Jumat yang unik but i enjoyed it.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun