Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kenapa Pedagang Kakinya (Bisa) Lima?

24 Agustus 2019   02:10 Diperbarui: 24 Agustus 2019   12:36 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ceritanya ini demi trotoar dan demu yang beterbangan. :(((

4/
Temanku bingung. kenapa, katanya, aku sering disapa oleh pedagang-pedagang di pasar? Setiap lewat ada saja yang memanggil, "Mang".

Sambil lewat, aku balas sapaan itu dengan apa saja. Kadang "yoook"; kadang "eit, mana nih?"; kadang aku balas dengan "mang --juga"; kadang sekadar senyum.

Tapi, jika ditanya kenapa bisa kenal, yha aku jawab karena sering nongkrong bareng dengan mereka. Dari sekadang ngopi sampai makan nasi goreng dan sebagainya.

Bahkan, sekali waktu, aku sampai pernah ditraktir oleh orang yang baru aku temui di sana. Kopi, gorengan, sampai mi rebus.

"Kok bisa?" tanya temanku.

"Yha ngobrol aja. Dia cerita segala macem, tinggal dengerin. Pas mau dia mau cabut, semua yang dipesan justru dibayarkan."

Yang lebih ekstrem, aku pernah dikenalkan dengan mbak-mbak karyawan yang ngekos di belakang pasar. Untung sekadar kenalan, tidak lebih.

Tapi, tentu saja, paling seru kalau pedangan pasar sudah mulai datang dan merapihkan dagangan mereka. Biasanya ada yang merapihkan dan ada yang mandorin, lewat tengah malam. Si mandor ini sering nongkrong di warung kopi. Bercandaan mereka selalu menyenangkan. Banyolan-banyolan, celetukan lucu, keluar semua.

Ya ada yang dari betawi sampai orang-orang sunda. Mereka kalau sudah nyablak, sudah tidak ada obatnya.

Aku sekadar bagian tertawa saja. Kalau ada celah, baru sok ikut-ikutan ngelucu.

Saranku: kalau ingin jadi pribadi yang menyenangkan di tongkrongan, sering-sering main ke pasar (tradisional) dan belajar di sana --paling tidak kalau tidak bisa (ikut) melucu, belajarlah bersosialiasai dengan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun