Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Membuat Buku dan Sangkuriang yang Tangkuban Perahu

29 September 2015   17:11 Diperbarui: 21 Desember 2018   00:23 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampul depan eBook #MeWarKop Melankoli Warung Kopi

Gagal sudah upaya Pangeran dan Putri memenuhi permintaan Permaisuri. 

Di hadapan Raja dan Permaisuri keduanya saling menusuk jantung masing-masing dan mengutuk: akan mengambil seluruh mata penduduk, beserta keturunan yang hidup di kota ini hingga siapapun yang tak harus menanggung dosa menjadi buta. Kamudian mayat keduanya jatuh ke dalam teluk. Dan teluk itu kini bernama: Teluk Duka Cita.

***

Kisah dalam cerpen Requiem Kunang-kunang tersebut, sedikit banyak seperti kembali mengingat pada dongeng Gunung Tangkuban Perahu: kisah cinta Sangkuriang pada Dayang Sumbi yang tak berujung dengan kebahagiaan. 

Sangkuriang diminta oleh Dayang Sumbi membuat perahu dan telaga dalam waktu semalam dengan membendung sungai citarum. Sangkuriang menyanggupi. Lewat bantuan beberapa makhluk halus, tentunya.

Begitu pula ketika membuat proyek eBook ini. Saya, entah mengapa, serasa seperti Sangkuriang saja. Melakukannya atas cinta, meski buta. 

Setiap tahun Perpustakaan Teras Baca dan Saya, secara rutin –paling tidak sudah dilakukan dua tahun belakangan– membuat eBook yang bisa diunduh secara gratisan. Pada tahun ini saya pun ingin mengulanginya untuk yang ketiga kalinya.

Ide membuat eBook ini sudah ada sejak bulan Juni. Dalam pikiran saya selalu bertanya-tanya: eBook seperti apa untuk tahun ini?

Semua memang tidak akan selesai bila hanya dipikirkan. Lambat laun dua bulan lewat begitu saja dengan ide-ide yang berkeliaran di kepala. 

Setiap saya menemukan ide baru, saya selalu konsultasikan pada taman saya, Alvi. Setidaknya ia paham bagaimana aturan main atau paling tidak hukum yang berlaku di dunia sastra. Alvi adalah seorang lulusan Sastra Indonesia, Undip. 

Barangkali itu langkah yang tepat untuk saya menanyakan pada yang memahaminya. Jika membuat ini apa akan tersangkut masalah plagiat atau tidak? Itu yang menjadi patokan saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun