Mohon tunggu...
Harry Dethan
Harry Dethan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Health Promoter

Email: harrydethan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Lunar, Ibunda, dan Si Pengeluh di Bumi

9 Desember 2019   07:28 Diperbarui: 9 Desember 2019   07:31 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: favpng.com

"Setelah ini, apakah ibu akan kembali ke langit?" tanya Lunar sembari melihat langit yang ditinggal sementara oleh ibunya menjadi gelap.

"Ia nak, karena semua orang membutuhkan senyuman ibu untuk menjalankan aktivitas mereka." Jawab sang ibunda dengan sabar.

"Apakah ibu tak pernah lelah atau marah pada orang-orang yang menggunakan senyummu untuk perbuatan jahat?" lanjut Lunar

"Pasti ibupun merasa lelah dan marah. Lunar pasti tahu kan apa yang terjadi saat ibu marah? orang-orang akan mengeluhkan tentang panas."

"Ia, bahkan saat malam haripun mereka mengeluhkan tentang suhu yang panas." Keduanyapun tertawa.

"Walaupun banyak orang yang jahat, tapi masih banyak juga orang yang baik, yang menggunakan keramahan kita untuk hal yang bermanfaat. Oleh karena itu, ibu masih tetap semangat untuk memberikan senyuman ibu." Lanjut sang ibunda.

"Lalu bagaimana jika ada awan yang sengaja menutupi senyummu? Aku selalu membenci awan karena menghalangiku melihat orang-orang baik."

"Yah, terkadang awan menghalangi interaksi kita dengan orang baik. Tapi, setahu ibu, orang-orang yang hatinya tulus selalu sadar bahwa awan tak akan mampu menghalangi mereka merasakan kehadiran kita."

"Ia bu, aku sudah rindu memberi senyum pada orang-orang baik. Malam nanti, aku ingin bermain lagi di langit. Tapi, ibu harus menemaniku yah?" pinta Lunar.

"Ia nak, ibu selalu mengawasimu."

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun