Namun di balik angka dan simbol, ada realitas yang tidak bisa diabaikan. Reshuffle, apa pun tanggalnya, adalah soal efektivitas pemerintahan. Kursi yang kosong harus diisi, kementerian yang lemah harus diperkuat, dan loyalitas politik perlu dijaga.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, menegaskan bahwa reshuffle kali ini lebih dari sekadar tanggal cantik. "Tidak ada yang kebal dari reshuffle," ujarnya. Pesannya jelas: jabatan menteri bukan kontrak permanen, melainkan mandat yang bisa ditarik kapan saja.
Kini publik bertanya: dengan kursi Menteri BUMN masih kosong setelah ditinggalkan Erick Thohir, apakah akan ada reshuffle jilid IV? Dan, kalau iya, akankah lagi-lagi terjadi di tanggal berangka delapan?
Di sinilah politik Indonesia sering berubah menjadi panggung teater simbolik: serius sekaligus jenaka, realistis tapi penuh mitos. Entah kebetulan atau tidak, angka delapan kini sudah terlanjur melekat sebagai "angka keramat" di era Presiden kedelapan Republik Indonesia.
Ditulis Oleh: Harmoko (Penulis Penuh Tanya)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI