Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kenapa Musik di Kafe Bisa Menentukan Nasib Hidupmu

6 Agustus 2025   20:53 Diperbarui: 6 Agustus 2025   20:53 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kopi boleh pahit, tapi kalau musik di kafe ikut menyayat, jangan salahkan barista kalau kamu pulang bawa luka lama.

Di era ketika kafe lebih sering jadi kantor dadakan daripada tempat minum kopi, satu elemen paling menentukan nasib pengunjung bukanlah kualitas espresso-nya, bukan pula kekuatan sinyal WiFi. Ia adalah musik. Ya, musik---si penjaga suasana, perusak konsentrasi, pengungkit kenangan, sekaligus penyebab overthinking massal.

Musik di kafe hari ini bukan sekadar latar belakang. Ia adalah dalang. Pengatur emosi. Dan, dalam kasus tertentu, bisa menjadi penentu apakah kamu jadi menyelesaikan proposal bisnis... atau malah menulis puisi patah hati di Notes iPhone.

Playlist: Antara Produktif atau Terluka

Bayangkan kamu datang ke kafe dengan niat luhur: menyelesaikan laporan mingguan. Kamu buka laptop, tarik napas panjang, dan...

"Pergilah kasih, kejarlah keinginanmu..."

Boom. Fokus hilang. Laporan mingguan berubah jadi kilas balik mingguan. Semua karena playlist yang tiba-tiba menggali luka yang sudah dikubur bersama chat mantan.

Kalau sudah begini, kamu sadar: niat produktif bisa dikhianati hanya oleh satu lagu mellow di jam 2 siang.

Musik, Si Dalang Suasana Hati

Kafe yang cerdas tahu satu hal penting: pengunjung datang bukan cuma untuk kopi, tapi untuk suasana. Dan suasana, sayangnya, tak bisa dibeli dari supplier. Ia dibangun. Pelan-pelan. Dimulai dari playlist.

Musik ceria bertempo sedang bikin obrolan lebih ringan. Cocok buat ngobrol santai soal hidup yang belum jelas arahnya. Tapi musik mellow? Wah, itu cocok untuk mereka yang datang membawa luka, berharap dipeluk oleh lirik dan aroma arabika.

Oh, dan jangan lupakan genre eksperimental yang kadang menyusup ke dalam playlist: campuran jazz, gamelan, dan suara kereta lewat. Mengagetkan, membingungkan, tapi ya... bisa jadi pembuka topik pembicaraan baru.

Volume: Alat Kapitalisme Tersembunyi

Pernah merasa harus berteriak saat ngobrol di kafe? Itu bukan karena kamu mulai tua. Itu karena musiknya sengaja dikeraskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun