Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Money

Fenomena Rojali-Rohana dan Harapan Robeli: Cerminan Daya Beli Masyarakat

5 Agustus 2025   08:18 Diperbarui: 5 Agustus 2025   08:18 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pusat perbelanjaan. (Dok. Shutterstock/HXDBZXY via KOMPAS.com

"Fenomena Rojali dan Rohana tidak akan bertahan lama, bila daya beli masyarakat meningkat."

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ajib Hamdani, analis kebijakan ekonomi Apindo, yang menyoroti perubahan pola konsumsi masyarakat Indonesia di tengah perlambatan ekonomi.

Fenomena Rojali (rombongan jarang beli) dan Rohana (rombongan hanya nanya) menjadi simbol tingkah laku masyarakat urban yang masih mengunjungi pusat perbelanjaan, tetapi dengan intensi konsumsi yang menurun. 

Hal ini menurut Ajib, bukanlah kondisi permanen, melainkan fase yang berkaitan erat dengan dinamika daya beli masyarakat. 

Ketika kemampuan ekonomi masyarakat kembali menguat, ia memprediksi kemunculan kelompok baru: Robeli (rombongan jadi beli).

Ilustras belanja, belanja pakaian di mal.(PEXELS/COTTONBRO STUDIO via KOMPAS.com
Ilustras belanja, belanja pakaian di mal.(PEXELS/COTTONBRO STUDIO via KOMPAS.com

Pergeseran dari Rojali dan Rohana menuju Robeli, pada dasarnya mencerminkan harapan terhadap pemulihan ekonomi nasional. 

Namun, benarkah daya beli masyarakat saat ini sedang menuju pemulihan?

Di balik optimisme itu, realita di lapangan mengungkapkan hal sebaliknya. Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan adanya peningkatan angka kemiskinan perkotaan dalam beberapa bulan terakhir. 

Artinya, banyak warga kota yang mengalami tekanan ekonomi serius, hingga harus menahan konsumsi, bahkan untuk kebutuhan sekunder.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun