Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Money

Fenomena Rojali-Rohana dan Strategi Omnichannel Unilever: Bertahan di Tengah Perubahan Perilaku Konsumen

31 Juli 2025   14:11 Diperbarui: 31 Juli 2025   14:11 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi suasana pusat perbelanjaan. Mengenal fenomena rojali dan rohana . . . (Pexels/Deane Bayas via KOMPAS.com)

Fenomena "Rojali" dan "Rohana" kian akrab di telinga publik Indonesia. 

Istilah ini, yang semula populer di media sosial sebagai satire atas tingkah laku konsumen di pusat perbelanjaan, kini menjadi perhatian serius dalam diskusi bisnis dan pemasaran. 

"Rojali" (rombongan jarang beli) dan "Rohana" (rombongan hanya nanya) mencerminkan kebiasaan konsumen yang ramai mengunjungi mal, namun enggan melakukan transaksi.

Tren ini tentu mengusik pelaku industri ritel dan produsen barang konsumsi, termasuk Unilever Indonesia (UNVR), salah satu perusahaan FMCG terbesar di tanah air. 

Namun, berbeda dengan asumsi umum, perusahaan justru menyatakan sebagian besar portofolio produk mereka tidak terdampak signifikan oleh fenomena ini. 

Lantas, bagaimana strategi yang diterapkan UNVR dalam menghadapi dinamika konsumen saat ini?

Direktur Keuangan Unilever Indonesia, Neeraj Lal, dalam konferensi pers virtual pada Kamis (31/7/2025), menyampaikan bahwa perilaku belanja konsumen saat ini tidak lagi linier. 

Banyak konsumen yang datang ke mal hanya untuk melihat-lihat produk secara langsung, namun kemudian melakukan pembelian secara online. 

Praktik ini dikenal sebagai showrooming, yaitu kecenderungan konsumen mengecek barang di toko fisik tetapi melakukan transaksi di kanal digital.

"Sebagian besar dari portofolio kami tidak terlalu terpengaruh oleh hal itu," ungkap Neeraj. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun