Oleh: Harmoko, Penulis Penuh Tanya
Setelah sekian lama masyarakat disuguhi istilah-istilah ekonomi yang kaku seperti inflasi, BI rate, dan current account deficit, akhirnya muncul istilah yang lebih merakyat, lebih komunikatif, dan tentu saja lebih menghibur: Rojali dan Rohana.
Siapa mereka? Tokoh FTV? Bukan. Mereka adalah fenomena. Manifestasi. Bayangan ekonomi yang mulai pucat pasi.
Rojali adalah singkatan dari rombongan jarang beli, sedangkan Rohana adalah rombongan hanya nanya. Sepintas keduanya terdengar seperti pasangan dari sinetron lawas yang tayang jam 10 pagi. Tapi jangan salah---mereka bukan tokoh fiktif, mereka nyata. Muncul setiap akhir pekan di mal-mal besar, membawa semangat, membawa anak-anak, membawa stroller, tapi pulang membawa tangan kosong.
Ramai Tapi Sepi
Para pengelola pusat perbelanjaan kini mengalami hal yang dulu hanya terjadi dalam kisah cinta: "Banyak yang datang, tapi tak ada yang memilih tinggal." Mereka pun gelisah. Apa gunanya mal megah kalau transaksi nihil? Apa artinya pengunjung ribuan kalau kasir menguap bosan?
Seorang pegawai toko bahkan curhat di media sosial:
"Hari ini yang masuk cuma dua, satu nanya harga, satu numpang tanya toilet."
Itulah Rohana. Tersenyum ramah, bertanya detil, kadang minta dikeluarkan lima warna berbeda---lalu berkata, "Nanti balik lagi, ya, Mbak."
Plot twist: dia tak pernah kembali.