Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memahami Akar Perselingkuhan: Melebihi Tindakan, Menuju Penyebab

19 Juli 2025   14:21 Diperbarui: 19 Juli 2025   14:21 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Gambar ini dihasilkan dengan bantuan AI.

Lagi-lagi, ini bukan untuk memberi pembenaran, tetapi untuk membuka pintu pemahaman.

Dalam banyak hubungan, terutama yang tidak setara secara ekonomi, usia, atau status sosial, bisa terjadi relasi yang timpang. 

Ketimpangan ini terkadang melahirkan rasa frustrasi atau kebutuhan untuk "mengambil kembali kendali"---dan perselingkuhan muncul sebagai bentuk pelampiasan kekuasaan yang keliru.

Bayangkan sebuah pasangan yang mengalami krisis karena perselingkuhan. Mereka langsung berpisah tanpa sempat menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi. 

Pasangan yang tersakiti merasa "aman" karena telah menjauh dari pengkhianatan, sementara pelaku mungkin merasa lega karena tidak lagi memikul beban rahasia. 

Tapi apakah luka itu benar-benar sembuh? Atau hanya tertutup sementara hingga kemudian berulang di hubungan berikutnya?

Memahami akar permasalahan memberikan dua keuntungan penting:

Pertama, membuka kemungkinan rekonsiliasi yang sehat (jika itu memang pilihan kedua belah pihak).

Kedua, menjadi pelajaran penting agar pola yang sama tidak terulang di masa depan, baik dalam hubungan yang sama maupun hubungan baru.

Mengatasi luka perselingkuhan membutuhkan lebih dari sekadar janji tidak mengulang. 

Ia menuntut kerja sama dua orang dewasa yang sama-sama bersedia menempuh jalan sulit: terbuka, jujur, dan sabar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun