Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kenapa Interview Kerja Jadi Mimpi Buruk Gen Z?

18 Juli 2025   06:57 Diperbarui: 18 Juli 2025   06:45 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wawancara kerja Gen Z: Tegang tapi penuh harapan./Ilustrasi Gambar dihasilkan dengan bantuan AI. Jumat, (18/7/2025)

7. Solusi? Adaptasi Dua Arah

Lantas siapa yang harus berubah? Jawabannya: kedua pihak. Gen Z perlu melatih kepercayaan diri, memperdalam pemahaman dunia kerja, dan belajar menyampaikan ide secara sistematis. Tapi di sisi lain, HRD juga perlu menyegarkan pendekatan mereka---lebih terbuka, adaptif, dan mengurangi pendekatan yang terlalu normatif.

Proses interview idealnya menjadi ruang saling mengenal, bukan sekadar uji kelayakan satu arah. Pewawancara yang baik tahu bahwa kandidat bukan hanya dinilai dari jawabannya, tetapi dari potensinya. Dan kandidat yang baik bukan hanya menjawab, tapi juga bertanya---tentang nilai perusahaan, budaya kerja, dan peluang pengembangan.

8. Interview yang Manusiawi: Investasi Jangka Panjang

Di era di mana employer branding sama pentingnya dengan produk, menciptakan pengalaman interview yang manusiawi adalah investasi. Sebuah studi dari Glassdoor menunjukkan bahwa pengalaman rekrutmen yang positif meningkatkan kemungkinan kandidat akan merekomendasikan perusahaan, bahkan jika mereka tak diterima.

Jadi bayangkan jika perusahaan punya reputasi sebagai tempat yang ramah Gen Z, proses interview yang tidak membuat stres, dan memberikan feedback setelahnya. Bukankah itu akan jadi magnet talenta muda?

9. Harapan Gen Z: Diberi Kesempatan, Bukan Dijatuhi Ekspektasi

Sebagian besar Gen Z bukan tidak siap kerja, mereka hanya butuh waktu untuk menyesuaikan diri. Mereka ingin ruang belajar, bimbingan yang membangun, dan kesempatan untuk gagal tanpa langsung dicap "tidak layak". Mereka tidak anti kritik, asal kritik itu tidak menjatuhkan.

Sebagai generasi yang akan menjadi tulang punggung produktivitas di 10 tahun mendatang, bukankah sudah waktunya memberi mereka kepercayaan lebih?

Penutup: Dari Mimpi Buruk Menjadi Momen Belajar

Interview kerja memang bisa jadi momok menakutkan bagi Gen Z. Tapi dengan pendekatan yang lebih manusiawi dan adaptif, proses ini bisa berubah menjadi pengalaman berharga. Dunia kerja tak boleh hanya jadi arena kompetisi, tapi juga kolaborasi lintas generasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun