Pikirkan ini: dulu kita belanja pakai uang tunai. Habis, ya habis. Sekarang? Ada catatan. Ada histori. Ada peringatan. Itu artinya kita punya kesempatan untuk belajar dan berubah.
Kapan terakhir kamu sadar ternyata habis Rp700 ribu cuma buat kopi dan ongkir?
Kalau bukan karena laporan bulanan bank digital, mungkin kita tetap denial.
Hemat Tanpa Disuruh Ibu
Ada fitur yang bisa kamu setel: auto debit ke tabungan, pemisahan "kantong" buat kebutuhan, dan notifikasi pengeluaran.
Kalau kamu serius pakai itu semua, kamu akan sadar:
"Ternyata bisa, ya, punya dana darurat meski gaji pas-pasan."
"Ternyata bisa juga nabung buat tiket liburan tanpa harus ngekos mimpi."
Bank digital tidak memaksa kamu hemat. Tapi dia membantu kamu jadi hemat, tanpa perlu dimarahi ibu atau diceramahi motivator YouTube.
Bank Konvensional Nggak Salah, Cuma Kurang Lincah
Bank digital itu seperti motor matic yang lincah. Bank konvensional? Ya, seperti mobil sedan tua: tetap berguna, tapi butuh waktu pemanasan.