Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cinta Saja Tak Cukup: Tiga Masalah yang Sering Menghancurkan Rumah Tangga

15 Juli 2025   00:26 Diperbarui: 15 Juli 2025   00:26 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiga masalah rumah tangga: otak, omong, dompet. (Ilustrasi Gambar ini dihasilkan dengan bantuan AI). Selasa, (15/7/2025)

Romantis memang penting. Tapi tagihan listrik, uang sekolah anak, dan belanja harian tetap harus dibayar.

Pernikahan yang sehat butuh manajemen keuangan yang jelas dan disepakati bersama. Ada yang memilih sistem gabung semua penghasilan. Ada juga yang pakai sistem "uang aku, uang kamu, dan uang kita".

Tak masalah. Yang penting transparan.

Karena begitu ada yang mulai sembunyi-sembunyi---entah menyembunyikan utang, penghasilan tambahan, atau aplikasi dompet digital---maka kepercayaan pun mulai tergerus.

Uang memang bukan segalanya. Tapi kejujuran dalam keuangan, itulah segalanya.

Tiga Masalah Ini Saling Terkait

Kalau otak kosong komunikasi berantakan keuangan pun kacau.

Contohnya: suami tidak paham cara menyampaikan maksud (karena malas belajar), istri menafsirkan berbeda (karena komunikasi tidak terbuka), lalu pengeluaran rumah tangga pun tak terkendali (karena tidak pernah dibahas bersama).

Akhirnya? Konflik muncul dari hal-hal sepele. Lalu berkembang jadi gunung es.

Solusi Sederhana, Tapi Butuh Konsistensi

1. Belajar terus. Pernikahan bukan akhir cerita, tapi awal perjalanan. Ikuti seminar, baca buku, atau tonton video edukasi bersama pasangan.

2. Bangun komunikasi dua arah. Bukan hanya soal logistik rumah tangga, tapi juga soal mimpi, rasa takut, dan keinginan pribadi.

3. Kelola keuangan bersama. Tentukan siapa yang mengelola, bagaimana pengeluaran dibagi, dan apa tujuan keuangan jangka panjang kalian.

Penutup: Sudah Terisi atau Masih Kosong?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun