Ini salah satu mitos yang sudah waktunya dibantah. Di desa tempat saya tinggal, bapak-bapak petani sudah bisa transfer ke supplier pupuk lewat Neo+ atau SeaBank. Ibu-ibu pengurus koperasi simpan-pinjam belajar mencatat iuran pakai fitur "kantong" di aplikasi Jago.
Generasi tua mungkin lebih lambat adaptasinya, tapi bukan berarti mereka tertinggal. Justru, mereka yang paling merasakan manfaat langsung dari kemudahan yang ditawarkan.
Bank digital bukan hanya milik Gen Z atau kaum urban. Ia milik semua yang mau belajar dan mencoba.
Penutup: Ketika Teknologi Mengerti Kehidupan Nyata
Bank digital mungkin tak punya bangunan megah. Tapi ia punya dampak riil di lapisan bawah masyarakat. Ia memotong birokrasi. Ia memberi rasa percaya diri bagi yang dulu malu buka rekening. Ia menciptakan ekosistem transaksi yang sehat, efisien, dan berjangkauan luas.
Dan bagi saya pribadi, melihat Bu Sari menabung untuk pendidikan anaknya lewat "kantong pendidikan" di bank digital adalah pengingat bahwa teknologi terbaik bukan yang paling canggih---tapi yang paling bisa dipakai oleh banyak orang untuk hidup lebih baik.
"Dulu kami menabung di celengan. Sekarang kami menabung dengan notifikasi."
--- Penulis Penuh Tanya
Palembang, 15 Juli 2025
Ditulis Oleh: Harmoko - Penulis Penuh TanyaÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI