Tenang. Ini bukan tulisan anti-TikTok, anti-IG, atau anti-Reels.
Teknologi itu luar biasa. Ia membantu kita belajar, mencari hiburan, bahkan membuka peluang rezeki. Tapi kalau semua waktu habis di dunia maya, kapan kita hidup di dunia nyata?
Teknologi bisa memperluas dunia, tapi hati kita yang harus memperluas perhatian.
Coba bayangkan:
- Sore hari, bukan hanya bikin konten, tapi juga duduk sebentar di teras, ngobrol sama tetangga.
- Ketemu orang tua di jalan, bukan cuma disalip, tapi juga disapa.
- Punya tetangga baru? Jangan cuma nge-stalk alamat via Google Maps---cobalah bawa gorengan.
Karena hubungan manusia itu bukan soal WiFi, tapi soal rasa hadir.
Dari Penulis yang Penuh Tanya...
Apakah benar kita sedang menjadi manusia yang serba aktif di layar, tapi pasif dalam realita?
Apakah mungkin nanti anak-anak kita tahu lebih dulu siapa selebgram luar negeri daripada siapa yang tinggal dua rumah dari kita?
Apakah perlu ada notifikasi "Tetangga Anda butuh disapa" baru kita sadar?
Atau jangan-jangan, suatu hari nanti, kita bikin konten "Tips mengenal tetangga" lengkap dengan challenge dan hashtag... karena kenalan langsung sudah dianggap kuno?
Penutup yang Tak Punya Jawaban