Kita bisa tersambung dengan dunia dalam satu klik, tapi kadang lupa mengetuk pintu rumah sebelah.
Kita bisa viral di TikTok. Tapi kenapa nama tetangga sebelah masih "Bu yang kucingnya banyak"?
Aneh, ya? Kita tahu nama akun TikTok idola dari Uzbekistan, hafal siapa yang sering joget bareng FYP kita, bahkan tahu filter yang lagi tren. Tapi coba tanya, siapa nama ibu yang tiap pagi nyapu depan rumahmu? Kadang kita cuma bisa jawab, "Itu, yang suka pakai daster biru."
Apa kita terlalu sibuk membangun jaringan di dunia maya, sampai lupa menguatkan jalinan di dunia nyata?
Dunia Maya: Ramai Scroll, Sepi Sapa
Pagi-pagi kita buka ponsel, langsung scroll berita, scroll video lucu, scroll gosip seleb. Tapi waktu Bu Yuni manggil dari pagar depan, kita malah pura-pura nggak dengar sambil angkat galon pakai gaya pura sibuk.
Kenapa ya, menyapa di kolom komentar rasanya lebih gampang daripada menyapa di dunia nyata?
Apakah teknologi membuat kita lebih dekat ke orang jauh, tapi menjauh dari orang dekat?
Apakah kita lebih nyaman melihat senyum di layar daripada senyum tetangga yang bisa kelihatan gigi emasnya?
Followers Banyak, Tapi Tetangga Tak Dikenal
Hari gini, punya followers ribuan dianggap pencapaian. Tapi ironisnya, kita masih bingung bedain Pak RT dan Pak RW. Kita bisa viralkan konten bumbu dapur, tapi nggak tahu nama tetangga yang pernah bantu pinjamkan bumbu itu saat kita kehabisan garam.