Setelah bulan madu selesai dan kehidupan sehari-hari dimulai, banyak pasangan muda dihadapkan pada satu pertanyaan klasik: uang siapa yang dipakai buat bayar listrik? Uang siapa yang buat belanja mingguan? Apakah semua harus digabung? Atau masing-masing pegang kendali sendiri?
Di sinilah seni berumah tangga benar-benar dimulai: menyatukan bukan hanya hati, tapi juga cara berpikir tentang uang. Dalam tulisan ini, saya merefleksikan berbagai dinamika pengelolaan keuangan yang saya lihat, dengar, dan alami sendiri di lingkungan rumah tangga masa kini.
---
Gaya Kelola Uang: Gabung, Pisah, atau Campur
Pengelolaan keuangan pasutri tak punya satu rumus baku. Secara umum, ada tiga model:
Gabung Total: semua pendapatan disatukan dalam satu rekening. Cocok untuk pasangan yang terbuka dan sudah saling mengenal gaya hidup masing-masing.
Pisah Total: masing-masing pegang uang sendiri, dan membagi tanggung jawab. Efisien untuk pasangan yang sama-sama mandiri, tapi rentan miskomunikasi.
Hybrid (Campur): rekening bersama untuk kebutuhan rumah tangga, sementara sisanya tetap dikelola pribadi.
Dalam pengalaman saya mengamati rumah tangga urban, model hybrid paling banyak dipilih karena memberi ruang kompromi antara kebebasan individu dan tanggung jawab bersama.
---