Menjelang hari Wukuf di Arafah—puncak dari seluruh rangkaian ibadah haji—para jamaah haji Indonesia mulai memasuki fase persiapan akhir.Â
Suasana di Makkah berubah menjadi lebih tenang, seiring dengan diberlakukannya penghentian sementara operasional bus Shalawat yang biasanya mengantar jamaah dari pemondokan menuju Masjidil Haram.Â
Kebijakan ini membuat mobilitas jamaah berkurang dan aktivitas pun lebih terpusat di sekitar tempat tinggal mereka.Â
Meskipun demikian, semangat ibadah tidak surut.Â
Justru, banyak jamaah memanfaatkan momentum ini untuk memperkuat kesiapan fisik dan spiritual mereka menjelang hari yang paling agung dalam ibadah haji.
Setelah menyelesaikan rangkaian ibadah sunah seperti tawaf dan umrah, sebagian besar jamaah memilih untuk beristirahat dan mengisi waktu dengan kegiatan ringan namun bermakna.Â
Tidak sedikit yang memulai hari dengan olahraga ringan di sekitar pemondokan, seperti berjalan kaki di lorong hotel atau halaman terbuka.Â
Aktivitas ini menjadi penting mengingat Wukuf di Arafah dan fase-fase selanjutnya akan menuntut ketahanan fisik yang cukup tinggi.
Beberapa jamaah lain memilih untuk memperbanyak dzikir dan membaca Al-Qur’an di kamar atau aula bersama.Â
Ada pula yang mengikuti kajian agama singkat yang difasilitasi oleh petugas pembimbing ibadah.Â