Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Money

Paylater dan Risiko Utang Generasi Muda

18 Mei 2025   14:26 Diperbarui: 18 Mei 2025   14:26 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi paylater. Perbedaan pinjol dan paylater.(Freepik/benzoix/via KOMPAS.com)

Generasi muda saat ini hidup dalam era digital yang serba instan.  Kemudahan akses terhadap berbagai layanan finansial, termasuk PayLater, telah mengubah cara mereka berbelanja dan mengelola keuangan. PayLater, dengan janjinya yang menggiurkan -- "beli sekarang, bayar nanti" -- menawarkan kemudahan yang tak terbantahkan. Namun, di balik kemudahan ini tersembunyi risiko utang yang signifikan, mengancam stabilitas keuangan generasi muda dan berpotensi menimbulkan masalah ekonomi jangka panjang.

Kemudahan penggunaan PayLater menjadi daya tarik utamanya.  Proses pengajuan yang cepat dan sederhana, tanpa persyaratan yang rumit, membuat layanan ini mudah diakses oleh hampir semua orang, termasuk mereka yang baru memasuki dunia kerja atau masih berstatus mahasiswa.  Integrasi dengan aplikasi e-commerce dan dompet digital semakin mempermudah penggunaannya, sehingga godaan untuk berbelanja secara impulsif pun meningkat.  Fitur ini, yang dirancang untuk meningkatkan kenyamanan konsumen, justru berpotensi menjadi bumerang jika tidak dikelola dengan bijak.

Namun, kemudahan ini seringkali mengaburkan risiko yang menyertainya.  Bunga dan biaya keterlambatan yang tinggi dapat membuat tagihan membengkak secara signifikan jika pembayaran tidak dilakukan tepat waktu.  Penggunaan PayLater yang berlebihan dan tidak terkontrol dapat menyebabkan over-indebtedness, di mana seseorang terlilit banyak utang sekaligus dan kesulitan untuk melunasinya.  Siklus utang pun dapat terjadi, di mana penggunaan PayLater yang satu menutupi tunggakan yang lain, menciptakan lingkaran setan yang sulit diputus.  Hal ini dapat berdampak negatif pada skor kredit, membatasi akses ke pinjaman di masa depan, dan bahkan berujung pada masalah hukum.

Lebih jauh lagi, dampak psikologis dari beban utang tidak boleh diabaikan.  Stres, kecemasan, dan depresi dapat muncul akibat kesulitan keuangan yang disebabkan oleh penggunaan PayLater yang tidak bertanggung jawab.  Kondisi ini dapat mengganggu produktivitas, kesehatan mental, dan kualitas hidup secara keseluruhan.

Oleh karena itu, penting bagi individu untuk menggunakan PayLater dengan bijak dan bertanggung jawab.  Membuat anggaran yang realistis, melacak pengeluaran, dan hanya menggunakan PayLater untuk kebutuhan mendesak dan terencana adalah langkah-langkah penting untuk menghindari jebakan utang.  Literasi keuangan juga sangat krusial.  Generasi muda perlu memahami seluk-beluk bunga, biaya, dan mekanisme kerja PayLater sebelum menggunakannya.  Pendidikan keuangan yang komprehensif, baik melalui sekolah, keluarga, maupun lembaga terkait, sangat diperlukan untuk membekali generasi muda dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengelola keuangan mereka secara efektif.

Pemerintah dan lembaga terkait juga memiliki peran penting dalam melindungi konsumen.  Regulasi yang lebih ketat, pengawasan yang efektif, dan transparansi informasi mengenai biaya dan bunga PayLater perlu ditingkatkan.  Kampanye edukasi publik yang masif juga diperlukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang risiko penggunaan PayLater yang tidak bertanggung jawab.  Kolaborasi antara pemerintah, lembaga keuangan, dan penyedia layanan PayLater sangat penting untuk menciptakan ekosistem keuangan yang sehat dan melindungi generasi muda dari jebakan utang.

PayLater menawarkan kemudahan yang tak terbantahkan, tetapi juga membawa risiko utang yang signifikan bagi generasi muda.  Komitmen individu untuk menggunakan layanan ini dengan bijak dan bertanggung jawab, dibarengi dengan upaya pemerintah dan lembaga terkait dalam meningkatkan edukasi keuangan dan regulasi yang tepat, merupakan kunci untuk mencegah masalah keuangan yang lebih besar di masa depan.  Hanya dengan keseimbangan antara kemudahan akses dan kesadaran risiko, generasi muda dapat memanfaatkan teknologi finansial secara optimal tanpa terjebak dalam lingkaran utang yang merugikan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun