Paus Leo XIV sendiri mengakui bahwa pilihannya sebagai Paus merupakan sebuah panggilan untuk membarui iman, memperjuangkan keadilan, dan memperkuat kesatuan umat manusia. Â
Cita-cita ini, menurut kesaksian Art Purcaro, seorang teman dekatnya, Â tercermin dalam seruan pertamanya sebagai Paus. Â
Seruan tersebut menekankan pentingnya kemanusiaan, keadilan, perdamaian, dan kesejahteraan bersama, yang merupakan inti dari ajaran sosial Gereja.
Pengalaman Paus Leo XIV di Amerika Latin, khususnya di Peru, memainkan peran krusial dalam membentuk kepemimpinannya. Â
Ia tidak hanya mengajarkan nilai-nilai keadilan dan perdamaian, tetapi juga menghidupinya melalui tindakan nyata. Â
Ia terjun langsung ke tengah masyarakat, berjalan bersama mereka yang menderita, dan memperjuangkan hak-hak mereka. Â
Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinannya bukan hanya didasarkan pada idealisme, tetapi juga pada pengalaman dan empati yang mendalam.
Paus Leo XIV hadir sebagai respons terhadap dunia yang terpecah dan tidak adil. Â
Ia menawarkan kepemimpinan yang berakar pada nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan perdamaian, yang diwujudkan melalui tindakan nyata dan komitmen yang mendalam. Â
Kepemimpinannya bukan sekadar seruan kosong, melainkan sebuah panggilan untuk membangun dunia yang lebih adil dan damai, dimulai dari tindakan-tindakan kecil dan konkret. Â
Ia menjadi contoh nyata bagaimana iman dapat diwujudkan dalam tindakan nyata untuk melayani kemanusiaan.