Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Paus Leo XIV: Harapan Damai di Tengah Perubahan

13 Mei 2025   01:16 Diperbarui: 13 Mei 2025   01:16 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Ilustrasi Paus Leo XIV (Sumber: Kompas.id)

Namun, seruan pertamanya telah menebarkan benih harapan bagi umat manusia di seluruh dunia.

Paus Leo XIV:  Pemimpin Damai di Era Konflik Global

Dunia saat ini dibayangi oleh konflik berkepanjangan di berbagai belahan dunia; Timur Tengah yang bergejolak, perang Rusia-Ukraina yang menghancurkan, dan ketegangan abadi antara India dan Pakistan hanyalah beberapa contohnya.  

Di tengah gejolak ini, muncul Paus Leo XIV, seorang pemimpin yang memprioritaskan perdamaian sebagai solusi utama atas permasalahan global yang kompleks.  

Paus Leo XIV tidak hanya menyadari realitas konflik yang terjadi, tetapi juga menekankan bahwa perang bukanlah satu-satunya jalan penyelesaian.  

Ia memahami bahwa perdamaian sejati membutuhkan lebih dari sekadar penghentian kekerasan.  

Ini menuntut sebuah semangat kebersamaan atau sinodalitas---suatu kolaborasi dan pemahaman antar berbagai pihak yang terlibat dalam konflik.  

Tanpa perdamaian, mewujudkan kehidupan bersama yang harmonis akan menjadi sangat sulit, bahkan mustahil.

Pengalamannya membangun jembatan di antara berbagai perbedaan budaya, agama, dan sosial di Peru telah membekali dirinya dengan kemampuan untuk memahami dan menjembatani perbedaan, suatu keahlian yang sangat dibutuhkan dalam mengupayakan perdamaian global.

Paus Leo XIV tidak hanya menawarkan retorika perdamaian, tetapi juga menunjukkan bagaimana hal itu dapat diwujudkan.  

Ia memahami bahwa perdamaian bukan hanya ketiadaan perang, tetapi juga hadirnya keadilan, persamaan, dan kebersamaan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun