Mohon tunggu...
Harja Saputra
Harja Saputra Mohon Tunggu... profesional -

http://www.harjasaputra.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menjelajahi Sejuta Pesona Gili Trawangan

26 Juni 2012   11:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:31 5230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_184765" align="aligncenter" width="550" caption="Gili trawangan, blue sky blue water with white sands, dream Island in Lombok (harjasaputra)"][/caption]

Sejuta pesona keindahan alam dan obyek wisata di Gili Trawangan, Pulau Lombok terhampar luas dan terkonsep secara apik. Pulau impian bagi para pelancong. Beruntung penulis punya kesempatan untuk menjelajahi sudut demi sudut eksotisnya Gili Trawangan. Rabu (20/06/2012) mendapat titah dari bos untuk pergi ke Lombok. Maklum sebagai bawahan harus siap kapanpun. Tanpa perlu menolak, karena memang mengunjungi Lombok tak ada bosannya meskipun sudah sering menjenguk tempat ini hampir 3 bulan sekali. Bagaimana bisa bosan, sejak hobi jeprat-jepret setaun lalu, tempat-tempat indah masih belum dijelajahi semua di Lombok ini. Segera booking tiket pesawat untuk keberangkatan hari Kamis, meskipun dapat harga tiket yang agak mahal tak mengurungkan rencana. Karena bertepatan dengan masa liburan sekolah harga tiket melambung hingga dua kali lipat. Biasanya dapat harga di kisaran 700-800 ribu rupiah, tapi hari itu kena harga 1.4 juta sekian. Hanya tiket dari Batavia Air yang tersisa. Lion Air, Garuda, dan maskapai lain full booking.

Kamis (21/06/2012) pukul 16.30 WIB sudah berada di Bandara Soekarno Hatta terminal 1C, satu jam sebelum keberangkatan. Tapi malang, pada saat check in di loket diberitahu bahwa pesawat akan mengalami keterlambatan (delay) selama 1 jam. Tak apalah menunggu 1 jam, pikir saya dalam hati. Menunggu di bandara hingga pukul 17.50 WIB, tapi belum juga boarding, diumumkan lagi oleh operator di pengeras suara bahwa Batavia Air rute Jakarta-Lombok mengalami keterlambatan hingga pukul 19.00 WIB karena alasan operasional. Mungkin ini pelajaran untuk bersabar, menunggu lagi hingga 3 jam. Para penumpang lain sudah mulai ribut.

Syukurlah, akhirnya diumumkan juga pada pukul 19.05 WIB untuk menaiki pesawat. Singkat cerita tiba di Bandara International Lombok (BIL) pada pukul 23.30 WITA. Sudah ada Ruslan, teman yang selalu setia menemani di Lombok. Langsung menuju Mataram untuk mencari hotel. Hidup memang penuh perjuangan. Hotel-hotel ternyata penuh, sudah 5 hotel dihampiri, jawabannya masih sama: Full. Ada satu hotel yang masih kosong tapi hanya bisa menginap sehari karena besoknya akan ada rombongan masuk katanya. Tak apalah, yang penting ada tempat menginap malam itu, besok bisa cari lagi hotel yang lain.

Jumat (22/06/2012) setelah check out bergegas mencari hotel lain, beruntung dapat meskipun dengan harga agak tinggi. Untuk Hotel bintang dua, tipe kamar Deluxe harga di kisaran 350 ribu, VIP 450 ribu. Untuk hotel bintang 3 di kisaran 600 ribuan. Dapat kamar hanya tipe VIP di hotel bintang dua. Tadinya berniat mencari hotel yang agak murah, biasanya harganya di kisaran 150-200 ribu. Tapi semua penuh. Hari Jumat digunakan untuk berkeliling ke Lombok Utara untuk menunaikan tugas.

Yiha, It’s Time to Explore Gili Trawangan!

Setelah semua tugas ditunaikan, tiba waktu untuk jalan-jalan. Uang pribadi tentunya, untuk mencari obyek foto. Diputuskan untuk pergi ke Gili Trawangan, tempat yang belum saya kunjungi di Lombok. Perjalanan dari Mataram ke Gili Trawangan ditempuh dalam waktu kurang lebih 2 jam. Rutenya adalah Mataram – Pelabuhan Bangsal – Gili Trawangan. Perjalanan Mataram ke Pelabuhan Bangsal, Lombok Utara lancar. Jalannya juga mulus dipenuhi oleh pemandangan yang luar biasa. Meskipun jalan berkelok-kelok menanjak dan menurun seperti jalan di puncak tapi tak akan membosankan. Pohon-pohon besar yang rimbun dengan bebukitan yang menghijau nampak jelas di depan mata. Monyet-monyet hutan berlarian di pinggir jalan. Pemandangan yang indah.

[caption id="attachment_184768" align="aligncenter" width="532" caption="Pemandangan sepanjang jalan ke Gili Trawangan lewat Manggala Lombok Utara (harjasaputra)"]

1340707579469411186
1340707579469411186
[/caption] Jika ingin pemandangan yang lebih indah, ke Gili Trawangan dapat lewat pantai Senggigi, Malimbo dan tembus ke pelabuhan Bangsal. Pemandangannya lebih indah dibandingkan lewat Kec. Pamenang di Lombok Utara. [caption id="attachment_184767" align="aligncenter" width="556" caption="Pantai Malimbo, pemandangan menuju Gili Trawangan jalur Senggigi (harjasaputra)"]
13407074321464644284
13407074321464644284
[/caption] Tiba di pelabuhan Bangsal dan segera membeli tiket perahu public boat menuju Gili Trawangan. Harga tiket untuk public boat ini hanya 10 ribu rupiah per orang. Sangat murah. Bagi yang membawa mobil pribadi ditambah 10 ribu lagi jasa retribusi pelabuhan per mobil. Perjalanan dari pelabuhan Bangsal menuju Gili Trawangan ditempuh dalam waktu 30 menit. Satu public boat mampu menampung penumpang 30 orang. Banyak bule juga yang ikut menyeberang menggunakan public boat ini. [caption id="attachment_184771" align="aligncenter" width="547" caption="Pewisata dengan menaiki public boat menuju Gili Trawangan (harjasaputra)"]
13407080471925433223
13407080471925433223
[/caption]

Tiba di Gili Trawangan disajikan pemandangan yang luar biasa indah. Seakan masuk ke Hawaii atau Miami Beach (hehe). Banyak orang asing yang sedang berjemur di sisi pantai. Pemandangan yang baru saya lihat. Maklum belum pernah main ke pantai yang banyak bule lagi berjemur. Banyak juga terlihat turis asing dari kebangsaan Asia yang berjemur. Bukan hanya bule. Orang Indonesia pun banyak. Berbaur menjadi satu.

Tak ada biaya masuk untuk memasuki Gili Trawangan alias free charge.

[caption id="attachment_184775" align="aligncenter" width="548" caption="Pengunjung berpose di papan selamat datang (harjasaputra)"]

13407083322007603620
13407083322007603620
[/caption] Di pintu masuk pada saat menuruni boat disambut dengan papan Selamat Datang, di mana semua pengunjung bebas untuk berfoto ria di papan ini. Bebas Polusi Asap Kendaraan Gili Trawangan adalah pulau kecil di tengah lautan. Moda transportasi di dalam Gili ini hanya ada dua: sepeda dan cidomo (istilah lokal untuk delman). Dengannya polusi kendaraan bermotor di dalam pulau nyaris nihil. Udara masih sangat segar. Melengkapi keseksian pulau ini: langit biru, air biru, pasir putih, wisata bawah laut yang menawan, dan virginitas alam yang ditata sedemikian rupa, terkonsep secara artistik. Satu kata yang bisa mewakili: sempurna, perfecto. Pohon Sandal Jangan tanggung untuk mengeksplorasi tempat indah ini, copot sandal atau sepatu Anda. Rasakan hangatnya sengatan matahari yang mengendap di pasir putih. Hinggap di telapak kaki, meresap sampai ke ujung saraf. Berjalan dengan kehangatan pelukan pasir putih dan kerikil-kerikil pantai. Kaki serasa dipijat oleh tangan-tangan lembut alam. Itu juga yang saya lakukan, mengitari sudut-sudut pulau Gili Trawangan dengan bertelanjang kaki. Tak salah jika ada “pohon sandal” di Gili ini. Seakan menyerukan semangat di atas. Pohon ini lucu dan penuh makna. Lokasi pohon sandal ini di tepi barat Gili dekat dengan Hotel Voodoo. Pohon ini dipenuhi macam sandal. Ada dua pohon yang didekorasi secara unik. [caption id="attachment_184776" align="aligncenter" width="425" caption="Uniknya ada pohon sandal di Gili Trawangan (harjasaputra)"]
13407086571336330341
13407086571336330341
[/caption] Five Elements Dari pohon sandal ini teruslah berjalan. Tak jauh dari tempat itu Anda akan menemukan spot “Five Elements”. Lokasi ini unik karena didekorasi dengan konsep yang matang. Hendak menceritakan bahwa kehidupan disusun oleh lima elemen: tanah, air, api, udara, dan ether (kekosongan atau ide). Di gerbangnya ada tertulis “Five Elements”. Ether (kekosongan) menjadi tema utama. Ruang kosong terhampar dihiasi kayu-kayu tua yang dibiarkan tergeletak di tepi pantai. Ditata sedemikian rupa menyerupai keringnya di saat kemarau di sela-sela hamparan pantai. Tadinya saya pikir sayang sekali kayu-kayu tua yang tidak terpakai dibiarkan tergeletak. Tapi rupanya itu disengaja. Konsep ether (sunyi dalam ramai) sangat kental terasa. Unik sekali. [caption id="attachment_184778" align="aligncenter" width="558" caption="Five elements (harjasaputra)"]
13407088852065828570
13407088852065828570
[/caption] Saya menyebutnya dengan “Six Elements” ditambah unsur “manusia”, sehingga jika diabadikan dalam foto adalah sebagai berikut. [caption id="attachment_184779" align="aligncenter" width="565" caption="Six elements with human (harjasaputra)"]
1340708945704726275
1340708945704726275
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun