Mohon tunggu...
Mohammad haris munandar
Mohammad haris munandar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Belajarlah agar tidak gampang menyalahkan orang

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Kepemimpinan di Masa Pandemi terhadap Pembangunan Ekonomi Islam Khususnya pada Rakyat

30 Juli 2021   10:34 Diperbarui: 30 Juli 2021   13:44 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi virus corona telah menguji terhadap peran kepemimpinan saat ini, dan memberikan tuntutan yang sangat besar kepadanya dari sektor pembangunan ekonomi maupun sektor-sektor yang lain. Banyaknya nyawa yang hilang akibat virus simungil corona ini menyebabkan ketakutan diantra para pekerja dan berbagai pemangku prekonomian. Wabah yang bersekala besar yang dihadapi dapat berdampak kepada sulitnya seorang pemimpin untuk menanggung bekal kehidupan rakyatnya, karena adanya ekonomi yang lemah akibat dibatasinya para penjual kaki lima maupun beberapa toko yang ada disepanjang jalan, menimbulkan ketidak puasan para pemangku ekonomi untuk mendapatkan hasil dari usahanya.

Apalagi saat ini PPKM diperpanjang rakyat bingung akan mengisi perut dari jalur apa, banyak orang setres akibat makhluk kecil (corona) dan memilih untuk memanjangkan tangannya (mencuri, membegal, dan menipu) membuat bertambahnya tuntutan terhadap seorang pemimpin untuk mengembalikan situasi yang mulanya tentram.

Dalam pelaksaan pembangunan, bergantung kepada dua peran yang saling berhubungan yaitu, peran pemimpin dan rakyat, keduanya harus mampu menciptakan sinergi. Sebab tanpa melibatkan rakyat, seorang pemimpin tidak akan dapat mencapai hasil pembangunan ekonomi secara optimal. Tapi masalahnya sekarang, rakyat bagaikan burung yang dikurung tanpa adanya suguhan bantuan. Mencari makan sendiri dengan pekerjaan yang hilang merupakan hal yang sangat mustahil dibayangkan, kondisi dimana rakyat yang hanya brdiam dirumah (stay at home), berdasarkan hukum suplay dan demand, lambat laun akan menyebabkan penurunan permintaan secara agregat atau agregat demand yang berujung pada jumblah produksi yang terus menurun. Proses penurunan perekonomian yang berantai ini bukan hanya akan menimbulkan guncangan pada fundamental ekonomi riil, melainkan juga merusak kelancaran mekanisme pasar antara permintaan dan penawaran agar dapat berjalan normal dan seimbang. Mengingat bahwa aspek-aspek vital ekonomi yaitu supply, demand dan supply-chain telah terganggu maka dampak krisis akan dirasakan secara merata ke seluruh lapisan atau tingkatan rakyat.

Berhubung ketahanan setiap lapisan berbeda-beda, maka rakyat ekonomi golongan menengah kebawah khususnya mikro dan pekerja informal berpendapatan harian, tentu menjadi kelompok yang rentan terkena dampaknya. bagaimana cara membangun ekonomi sedangkan salah satu peran tidak berlaku. Hal yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin saat terjadi krisis seperti apa yang penulis jelaskan diatas adalah membangun pola pikir dan prilaku yang dapat mencegah reaksi yang berlebihan terhadap krisis dan bagaimana menghadapi tantangan kedepan. Untuk melakukan hal ini, seorang pemimpin dituntut untuk mengenali tantangan pribadi dan tantang rakyatnya selama pandemi covid-19 baik dalam masalah kehidupan maupun prekonomian. Pada pertengahan juli 2021, covid-19 telah menjadi tragedy yang menghilangkan ribuan nyawa rakyat Indonesia.

Sedang pemerintah menerapkan kebijakan karantina dan larangan bepergian, hal ini penting guna untuk menjaga kesehatan rakyat, dan disaat yang sama juga pemerintah membatasi rakyat dalam melakukan kegiatan masyarakat seperti acara penguburan jenazah, perkawinan, dan peribadahan di beberapa agama.

Penutupan sekolah dibeberapa wilayah juga menjadi tambahan beban pada seorang pemimpin untuk mengembangkan ideologi atau para pemikir-pemikir muda anak bangsa. Tidak bisa dihalangi bahwa memang setiap krisis akan mempengaruhi rakyat dengan cara berbeda-beda, pemimpin harus memperhatikan dengan cermat kesulitan yang dihadapi oleh rakyat, dan kemudian mengambil tindakan yang sesuai untuk membantu mereka.

Penting bagi para pemimpin untuk tidak hanya menunjukkan rasa empati, tetapi juga membuka diri untuk menerima empati dari orang lain tanpa melupakan kesehatan diri sendiri. Ketika stres, Lelah, dan ketidak pastian meningkat selama krisis. Seorang pemimpin mungkin merasakan bahwa kemampuan mereka menurun dalam hal memproses informasi, berpikir secra jernih, dan menilai dengan baik. Dalam menghadapi penurunan fungsional ini, alangkah lebih baiknya jika pemimpin memberikan kesempatan kepada rakyat untuk menyampaikan keresahan dan mendengarkan apa yang mereka sampaikan sesuai apa yang dirasakan. Menginvestasikan waktu untuk kesehatan diri akan menjadikan para pemimpin mampu untuk mempertahankan efektivitas kerja selama berminggu-minggu berbulan-bulan sampai bertahun-tahun selama krisis berlangsung.

Sebagai negara yang populasinya muslim terbesar didunia, ummat islam dapat memberikan peran terbaiknya melalui berbagai bentuk atau model filantropi dalam ekonomi dan keuangan Syariah. Peran ini diharapkan dapat mengatasi guncangan ekonomi yang terjadi dan seluruh rakyat Indonesia, khususnya umat muslim, dapat ikut serta berkonstribusi dalam memulihkan guncangan tersebut. Diantara solusi yang dapat ditawarkan dalam kerangka konsep dan system ekonomi dan keuangan social islam adalah yang pertama, penyaluran bantuan langsung tunai yang berasla dari zakat, infak, sedekah, baik yang berasal dari unit-unit pengumpulan zakat maupun dari masyarakat. Khusus untuk yang ditunaikan, penyalurannya dapat difokuskan kepada orang miskin yang terdampak covid-19 secara langsung, sebagai salah satu yang berhak menerimanya (mustahik).

Poin ini adalah skema filantropi ekonomi islam yang memiliki potensi besar bagi perekonomian rakyat atau masyarakat. Namun sayangnya, realisasi zakat yang masuk ke BAZNAZ masih jauh dari harapan. Untuk itu penting bagi seorang pemimpin negara untuk memerintahkan kepada perwakilan rakyat untuk menguatkan kampanye dana zakat, infak, sedekah dapat terus diingatkan. Diantranya dengan menjadikan masjid sebagai pusat Baitul mal untuk masyarakat sekitarnya  dan wajib didaftarkan sebagai unit pengumpulan zakat dibawah koordinasi organisasi pengelola zakat. Meski masjid-masjid saat ini sementara tidak difungsikan, diera media social ini Jemaah masjid tetap dapat digerakkan dengan membayar zakat secara online. Kemudian, leterasi penghitungan zakat dapat dikuatkan dengan pendirian zakat centre dimasjid dan dikampus-kampus.

Selanjutnya, perlu menyerukan gerakan solidarity fund secara nasional dan besar-besaran yang dipimpin oleh presiden RI dan didukung oleh seluruh media mainstream nasional serta media social resmi pemerintah dan masyarakat. Yang kedua, penguatan wajaf uang baik dengan skema wakaf tunai, wakaf produktif maupun wakaf linked sukuk perlu ditingkatkan. Badan wakaf indonesi (BWI) perlu bekerja sama dengan Lembaga keuangan Syariah untuk mempromosikan skema wakaf ini, agar dapat digunakan sebagian untuk pembangunan berbagai infrastruktus berbasis wakaf seperti rumah sakit wakaf, poliklinik wakaf, rumah isolasi wakaf dan lainnya.

Manajemen wakaf harus dilakukan secara professional dan bagi pemimpin negara (presiden RI) hendaknya mendukungnya, sehingga wakaf dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Ketiga, bantuan usaha unggulan saat krisis. Ditengah-tengah krisis ini, tidak sedikit sektor usaha atau usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang berjuang agar tetap eksis. Usaha ini sering kali sulit bertahan karena keterbatasan permodalan, permintaan, dan waktu. Keberadaan UMKM sebagai kelompok non muzakki adalah kelompok yang sangat rentan untuk jatuh kedalam jurang kemiskinan dan kebangkrutan karena goncanga atau hantaman ekonomi yang tidak memandang bulu menghancurkan reputasi perekonomian rakyat. Oleh karena itu, suntikan atau pemberian modal pada usaha dijadikan sebagai sarana untuk mengurangi beban rakyat untuk bisa menjalani usahanya di menit-menit berikutnya. Upaya ini dapat dilakukan oleh pemimpin negara untuk membangun ekonomi islam khususnya kepada rakyat ditengah pendemi covid-19 ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun