Namun, perkara kebijaksanaan bukanlah soal usia. Tua itu pasti, dewasa atau bijak adalah pilihan. Ada sangat banyak orang tua yang tidak bisa dijadikan contoh pemimpin yang baik dan berhasil. Rekam jejak seseoranglah yang memberikan bukti untuk hal itu. Â
Karena itu, Jika seseorang gagal di level yang lebih rendah, tidak mungkin ia harus dipertahankan, apalagi kepadanya diberikan tanggungjawab yang lebih besar di level yang lebih tinggi. Itu menabrak logika dan hukum alam. Bahaya! Â Akibatnya akan sangat fatal bagi masyarakat itu sendiri.
Menurut saya, ada banyak orang muda yang bijak, jujur, dan berkinerja baik di bidangnya masing-masing. Mereka layak diperhitungkan untuk masuk ke dalam kanca kepemimpinan daerah. Dan kita perlu mencoba hal tersebut.
Terhadap usulan tersebut, mungkin ada yang akan menyanggah dengan berkata memimpin kok coba-coba? Berikanlah kepada yang lebih pantas.Â
Benar! Kepemimpinan memang harus diberikan kepada yang lebih pantas. Dan soal kepantasan itu bukan tentang usia, tetapi gagasan, keberanian, integritas, dan rekam jejak yang baik.
Dan saya yakin, ketika kesempatan itu direbut dan didapatkan, sosok muda yang cerdas, berani, dan berintegritas itu akan membuktikan bahwa mereka akan memimpin dengan lebih efektif, efisien, dan transformatif.
Maluku butuh jiwa dan gairah muda! Dari pada kita memberikan kepercayaan kepada orang-orang yang selama ini terbukti memakai kekuasaan untuk membangun dinasti keluarga, lamban mengatasi masalah-masalah sosial kemasyarakatan, dan karena itu Maluku terus terpuruk, lebih baik kesempatan diberikan kepada figur-figur baru dan muda yang lebih menjanjikan.
Tantangan untuk Parpol
Memunculkan wajah-wajah baru dalam konteks politik lokal seperti di Maluku tentu tidaklah mudah. Salah satu tantangannya adalah menemukan kendaraan politik, dalam hal ini partai politik.Â
Partai politik di daerah seperti di Maluku dikuasai oleh para pejabat, yang cenderung membangun dinasti tanpa prestasi. Hal ini menyebabkan sulitnya para tokoh muda baru untuk muncul sebagai figur-figur alternatif untuk perubahan.
Ceruk politik itulah yang sebenarnya dimanfaatkan oleh PSI. Karena itu, PSI, menurut saya, menawarkan jalan perubahan, ketika partai-partai besar dan mapan cenderung menjadi feodal dan menghambat kemunculan figur-figur pemimpin baru.