Mohon tunggu...
Hariadhi
Hariadhi Mohon Tunggu... Desainer - Desainer

Ghostwriter, sudah membuat 5 buku berbagai Dirut BUMN dan Agency Multinasional, dua di antaranya best seller. Gaya penulisan berdialog, tak sekedar bernarasi. Traveler yang sudah mengunjungi 23 dari 34 provinsi se Indonesia. Business inquiry? WA 081808514599

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menanti Perubahan Bekasi nan Autopilot

19 Juli 2020   15:37 Diperbarui: 19 Juli 2020   15:36 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Kompas

Urusan membuat taman, Kota Bekasi juga tertinggal dari Kabupatennya. Di Cikarang kini sudah ada taman ramah anak sebagai bentuk adaptasi dari RPTRA yang sempat heboh di Jakarta. Yang terbangun malah skatepark yang nyaris seluruhnya disemen dan hanya memanfaatkan kolong tol.  Olahraga yang dimainkan juga hanya untuk kalangan tertentu, sulit untuk orang biasa untuk bisa menikmatinya bersama-sama.

Pembangunan tak terarah tentunya akan mendorong angka kejahatan. Polres Metro Bekasi Kota mencatat sebanyak 228 kasus Tindak Kejahatan atau gangguan keamanan masyarakat yang terjadi di wilayah setempat sepanjang 2019.

Dari ratusan kasus itu, paling banyak terjadi di wilayah Kota Bekasi ialah, kasus pencurian dengan pemberatan, kemudian disusul dengan kasus penganiayaan dan kasus pencurian kendaraan.

Amankah tinggal di Bekasi? Rasanya angka-angka tersebut sudah menjelaskan dirinya sendiri.

Pendidikan di Bekasi pun masih dalam level yang memprihatinkan. Guru-guru yang ada masih hidup dalam kekurangan. Kompas mencatat Sekitar 5.600 dari 11.065 guru sekolah negeri di Kota Bekasi masih berstatus sebagai tenaga kontrak hingga hari ini. Artinya 50 persen tenaga pengajar tak memiliki kepastian masa depan, jangankan untuk mendapat gaji yang sepadan dan fasilitas memadai saat mengajar

Penerimaan siswa didik baru juga ternyata menghasilkan masalah besar. Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Mitra Karya menyegel gerbang kantor Dinas Pendidikan Kota Bekasi, di Jalan Lapangan Tengah, Margahayu, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Kamis 2 Juli 2020. Tuntutan mereka adalah transparansi dalam  Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online tahun 2020, yang dianggap malah merepotkan orangtua.

Angin perubahan kini sedang menerpa Indonesia, dengan naiknya Joko Widodo. Masyarakat mulai berani menuntut hak-haknya dan mengungkit pajak yang telah mereka bayarkan untuk negara. Nah, apakah Bekasi sudah ikut dalam gerak perubahan ini, apakah selamanya ia akan terus terasing, menjadi kontras antara Ibukota negara dengan kota-kota tetangganya?

Wallahualam.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun