Mohon tunggu...
Hariadhi
Hariadhi Mohon Tunggu... Desainer - Desainer

Ghostwriter, sudah membuat 5 buku berbagai Dirut BUMN dan Agency Multinasional, dua di antaranya best seller. Gaya penulisan berdialog, tak sekedar bernarasi. Traveler yang sudah mengunjungi 23 dari 34 provinsi se Indonesia. Business inquiry? WA 081808514599

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Kendari, Melting Potnya Kuliner Timur Indonesia

17 Oktober 2019   20:17 Diperbarui: 17 Oktober 2019   22:01 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lagipula dari sinonggi dan ikan sunu masak palumara yang tersaji, masih plus nasi, sebenarnya masakan ini bisa disantap tiga atau empat orang. Jadi total sebenarnya hanya Rp 15 ribu per orang. Masih masuk akal ketimbang makanan di Desa Majapahit tadi malam.

DOKPRI
DOKPRI
Palumara boleh dibilang mirip ikan kuah kuning dari Papua. Tapi sedikit lebih asam dan asin. Selain itu ternyata sinonggi sedikit lebih gurih rasanya dibanding papeda. 

Saya rasa ada tambahan penggunaan garam dalam pembuatan sinonggi, walaupun tidak banyak, hanya sedikit menghilangkan rasa mual yang terjadi saat kita menelan cairan kental sagu. Tambahan sambal mangganya membuat rasa asamnya makin kentara.

DOKPRI
DOKPRI
Berjalan berputar-putar sebentar ke arah Jalan Abunawas, karena ada sup ubi di sana. Sayang saya tidak menemukan Rumah Makan Istana yang dimaksud. Akhirnya saya berputar dan menemukan RM Parende. 

Di sini disajikan parende, teknik memasak yang memang berasal dari Sulawesi Tenggara, atau lebih tepatnya Pulau Buton, beda dengan palumara yang sebenarnya cara memasak ikan dari Makassar.

"Tidak mau pakai sinonggi?" Tanya mba pelayannya keheranan. "Tidak, saya sudah makan. Mau cicipi saja." Jawab saya.

Parende ikan, sebenarnya lebih mirip soto, sebab banyak kuahnya coklat keruh dengan bau bawang goreng yang tajam. Ikannya juga dimasak cukup lama sehingga dagingnya jadi agak keras berserat. Saya lihat di Google, rasa asamnya didapat dari penggunaan belimbing wuluh atau jeruk nipis.

Nah, sudah puas saya menikmati masakan khas Sulawesi Tenggara yang sebenarnya, maka saya memutuskan kembali ke Dragon Inn. 

Dari berbagai petualangan saya hari ini, melihat beberapa rumah makan dan menu yang disajikan, bisa saya tarik kesimpulan, Kendari ini sebenarnya melting pot kekayaan kuliner bagian timur Indonesia. 

Mulai dari masakan Ambon, Menado, Toraja, Makassar, bahkan Papua bisa kita temukan di satu kota ini saja, walaupun tentunya tidak akan sama persis dengan daerah asalnya. Lidah dan keahlian masak masyarakat Kendari tentu menambahkan ciri tersendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun