Mohon tunggu...
Suharto
Suharto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Penulis blog http://ayo-menulislah.blogspot.co.id/, http://ayobikinpuisi.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Optimisme di Tanah Perantauan

29 Juni 2022   21:24 Diperbarui: 4 Juli 2022   12:06 966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang lelaki penuh optimisme di perantauan (Freepik.com)

KETIKA seseorang punya motivasi melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, dan di daerah tempatnya tinggal tak ada lembaga pendidikan yang sesuai, maka pilihannya hanya merantau. Ya, merantau ke kota lain, bahkan ke negeri seberang, untuk menimba ilmu yang diinginkannya dengan penuh optimisme.

Merantau Memaksa Berpikir Kreatif

Hidup di tanah perantauan tentu tidak semudah seperti tinggal di rumah sendiri. Seseorang dituntut belajar mengelola keuangan dengan bijak. Apalagi saat uang kiriman dari orang tua belum datang. Biasanya keadaan seperti ini akan memaksa berpikir kreatif untuk menghasilkan uang. Tentunya lewat cara yang tidak melanggar hukum, ya!

Pola Hidup Sehat Saat Merantau

Hidup tak selalu sehat. Ada saatnya sakit. Tentu situasi yang memprihatinkan jika sakit saat merantau. Karena tak ada orang tua yang merawat. Maka tetaplah sehat dengan menerapkan pola hidup yang sehat. Biasakan makan tepat waktu, rajin olahraga, hindari begadang, dan cukup istirahat.

Ketika merantau, seseorang mesti belajar menyesuaikan dengan lingkungan baru. Sopan bertutur kata jika bicara dengan orang lain. Tata sikap dan perilaku sesantun mungkin meski dengan teman dekat.

Saat orang merantau, ia punya kesempatan untuk bergaul dengan siapa saja. Namun ia juga wajib memilih pergaulan yang sehat. Karena akan menentukan masa depannya kelak.

Merantau Melatih Hidup Mandiri

Menjadi perantau adalah jalan menuju kehidupan mandiri. Seseorang akan dilatih bertanggung-jawab terhadap semua yang menyangkut hasrat hidupnya. Merawat diri, memenuhi kebutuhan makan, belajar, menyiapkan pakaian, dan bersosialisasi. 

Semua orang tentu pernah mengalami rasa sepi yang akhirnya melahirkan rasa rindu dengan keluarga yang ditinggalkannya. Cara menenangkan diri yang terbaik adalah dengan mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa. Dengan berdoa maka rindu akan mencair. Dan sesekali bisa menelpon orang tua untuk menanyakan kabar mereka.

Memegang Prinsip dalam Perantauan

Dalam perantauan, seseorang akan menjumpai banyak karakter. Maka memegang prinsip adalah hal utama. Jangan mudah terbawa arus pergaulan yang tidak sehat. Dan tetap menghargai perbedaan. 

Salah satu contoh keteguhan hati seseorang yang merantau karena ingin memuaskan dahaganya terhadap ilmu adalah Imam Syafi'i. Beliau adalah ahli fikih terkemuka pada zamannya. Beberapa kitab karyanya antara lain Kitab Al-Hujjah, Al-Umm, Ar-Risalah.

Ayahnya meninggal saat beliau masih kecil. Fatimah al-Azdiy, ibunya, merelakan sang anak yang masih berusia 14 tahun untuk merantau menuntut ilmu. Ibundanya memahami gelora semangat di hati anaknya. Ia merantau ke Makkah, Madinah, Yaman, Baghdad, dan Mesir.

Menurut catatan sejarah, demi bisa menguasai bahasa dan sastra Arab, ia belajar langsung pada Bani Huzail yang tinggal di pedesaan. Mereka adalah sebuah suku bangsa Arab yang dikenal sebagai penutur paling fasih berbahasa Arab.

Nasehat Imam Syafi'i bagi Perantau

Imam Syafi'i menuliskan nasehatnya bagi para pencari ilmu yang diabadikan dalam bait-bait syair. Berikut beberapa diantaranya:

Air akan rusak karena diam, menggenang keruh. Jika mengalir akan jernih.

Bijih emas tak ada bedanya tanah biasa. Ia bernilai emas murni jika memisahkan diri (ditambang).

Kayu gaharu tak ubahnya kayu biasa. Jika keluar hutan, ia menjadi parfum yang tinggi nilainya.

Merantau adalah proses menuju pendewasaan diri. Waktu yang dilalui merupakan optimisme yang sungguh luar biasa. Jerih payah saat belajar akan dibayar dengan harapan yang tercapai. Menahan rindu yang membuncah akan dibalas kebahagiaan orang tua saat melihat anaknya telah menggenggam kesuksesan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun