"Bila harapan itu tak berhasil kau genggam. Jangan putus asa. Kesulitan pasti ada. Jika kau termasuk orang yang optimis, kau tentu bisa mengatasinya."
Matahari pagi merayap naik. Sinarnya menghangatkan tubuh. Aku hirup beberapa tegukan kopi yang mulai dingin.Â
Kau juga meraih cangkir dan menuangkan isinya ke mulut. Mungkin tenggorokannya terasa kering setelah berbicara panjang lebar.
"Kenapa pagi hari sangat krusial untuk bertindak? Karena pikiran kita masih bersih. Raga kita masih segar bertenaga. Ini adalah momentum yang tepat untuk berkarya," kau beri kesimpulan.
"Pagi adalah sebuah indikator. Kita bersemangat menjalani hari atau sebaliknya, bisa diawali dari pagi hari. Dan bangun lebih pagi, berarti kita menikmati waktu hidup yang lebih panjang."
"Sungguh rugi jika kita bangun di pagi hari dengan penyesalan. Ini adalah kesempatan untuk mewujudkan harapanmu. Pagi hari adalah berkah. Bersyukurlah dengan cara semangat bekerja," katamu sembari tersenyum.
Tanpa terasa matahari sudah meninggi. Kulihat kopi di cangkir tinggal ampasnya. Aku pamit dan berterima kasih atas suguhannya, terutama nasehatnya. Terima kasih, kawan.