Kau seperti prajurit yang terluka dalam gelapnya penantian. Sudah cukup lama rindu menggiringmu ke jurang penantian, tanpa lentera yang terang.
Sudah cukup lama hidupmu dipenuhi penantian tanpa ujung, dengan kerinduan menggores rasa yang mungkin akan abadi. Katamu, "Itu isyarat saatnya aku mulai berlari menciptakan dunia sendiri."
Bertahun-tahun masih sama serpihan jiwamu terselip di sela-sela penantian. Katamu, "Tenang saja, aku pasti baik-baik saja. Aku hanya ingin mengingat bahwa semesta juga dipenuhi beragam penantian!"
Meski ucapanmu itu terdengar menyemangatimu, ada kebohongan jika kau mengabaikan masa lalu. Impian kalian memang tak akan sama meski berada pada pijakan yang sama, penantian tak berujung.
Surabaya, 15 Juli 2018