Mohon tunggu...
Hardius Usman
Hardius Usman Mohon Tunggu... Dosen - Humanitarian Values Seeker in Traveling

Doktor Manajemen Pemasaran dari FEUI. Dosen di Politeknik Statistika STIS. Menulis 17 buku referensi dan 3 novel, serta ratusan tulisan ilmiah populer di koran. Menulis hasil penelitian di jurnal nasional maupun internasional bereputasi. Mempunyai hobby travelling ke berbagai tempat di dunia untuk mencari nilai-nilai kemanusiaan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menyambangi Bern, Kota Tua yang Awet Muda

5 Juni 2020   13:39 Diperbarui: 9 Juni 2020   04:56 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Koleksi Pribadi

Bern bisa menjadi dirinya sendiri, karena manusianya menghargai dan mencintai apa yang mereka miliki. Oleh karena itu, tak mudah bagi mereka untuk merubah atau mengganti apa yang dimilikinya. Padahal di ujung sana, tidak jarang manusia yang lupa menghargai dan mencintai miliknya.

Ketika miliknya hilang atau diambil orang, barulah mereka merasakan betapa berharganya apa yang dimiliki. Indonesia merupakan negara yang sangat kaya warisan berharga. Tetapi apakah kita menghargainya? Atau kita lebih sibuk mengganti 'milik kita' dengan 'milik orang lain'? Kita baru marah ketika batik atau reog 'diambil' atau 'dipungut' orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun