Diabetes seringkali dianggap sebagai penyakit yang hanya menyerang orang dewasa. Namun, di era modern yang serba instan ini, pandangan tersebut mulai berubah. Bukan hanya orang dewasa, anak-anak hingga remaja kini juga menghadapi risiko tinggi terkena diabetes, terutama diabetes melitus tipe 1. Kebiasaan makan yang tidak teratur dan kurangnya aktivitas fisik menjadi salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan jumlah penderita diabetes pada kelompok usia di bawah 18 tahun. Diabetes melitus atau lebih dikenal sebagai penyakit kencing manis, termasuk ke dalam kelompok penyakit tidak menular yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah. Penyakit ini tergolong sebagai penyakit metabolik, yang ditandai dengan hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin, fungsi insulin yang tidak efektif, atau kombinasi keduanya.
Salah satu bahaya utama diabetes pada generasi muda adalah dampaknya terhadap kualitas hidup jangka panjang. Penderita diabetes berisiko mengalami komplikasi serius seperti kerusakan ginjal, penyakit jantung, gangguan penglihatan, hingga amputasi akibat luka yang sulit sembuh. Kondisi ini tidak hanya mengganggu kesehatan fisik, tetapi juga memengaruhi aspek psikologis dan produktivitas generasi muda dalam menempuh pendidikan maupun memasuki dunia kerja.
Penyakit diabetes tidak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga mengancam kualitas hidup jangka panjang. Anak-anak yang didiagnosis diabetes pada usia muda memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi, seperti penyakit kardiovaskular, gangguan penglihatan, gagal ginjal, hingga amputasi. Hal ini juga disampaikan oleh Prof. Hari seorang Guru Besar di bidang Penyakit Dalam, yang menekankan bahwa semakin muda usia seseorang yang terdiagnosa diabetes, semakin besar risiko mereka untuk mengalami komplikasi serius di masa depan. Permasalahan ini tentu saja tidak dapat dibiarkan begitu saja, dikarenakan dapat merusak kesehatan generasi muda penerus bangsa.
Pola makan yang buruk, kebiasaan mengonsumsi junk food & fast food, serta minuman manis dengan kandungan gula yang tinggi, menjadi salah satu penyebab utama. Laporan menyebutkan bahwa 87% remaja sering mengonsumsi makanan cepat saji, sedangkan kurangnya melakukan aktivitas fisik di bawah 2 kali dalam seminggu dapat meningkatkan risiko terkena diabetes hingga 4,5 kali lipat dibandingkan dengan mereka yang rutin berolahraga. Â Â Â Â Â
Adapun beberapa cara untuk mencegah diabetes pada remaja antara lain:
- Mempertahankan berat badan ideal
- Menjaga pola makan sehat untuk remaja dengan menjalai diet kalori dan rendah lemak sangat dianjurkan untuk membantu menurunkan berat badan dan mencegah diabetes.
- Makan buah dan sayur
- Buah dan sayur termasuk makanan penting yang perlu dikonsumsi setiap hari karena memiliki banyak manfaat, termasuk untuk mencegah diabetes. Namun, nyatanya masih banyak anak yang kekurangan asupan buah dan sayur harian.
- Ganti gula dengan pemanis yang rendah kalori
- Makan manis yang mengandung gula banyak digemari anak-anak, tidak terkecuali remaja. Ambil contohnya, cokelat, roti-rotian, sirup, dan selai. Padahal makanan tersebut bisa dengan cepat membuat kadar gula darah meningkat.
- Aktif berolahraga
- Untuk mencegah kondisi ini, usahakan anak Anda untuk berolahraga setidaknya 30 menit sehari. Ini bertujuan untuk memaksimalkan pencapaian target penurunan berat badan dan untuk mengurangi risiko Anda terkena diabetes.
Jadi kesimpulannya penting bagi orangtua untuk bisa menjaga anak dari penyakit diabetes. Sebab, diketahui diabetes bisa lebih berbahaya pada remaja dibandingkan dengan orang dewasa. Anda bisa menerapkan tips mencegah diabetes pada remaja, seperti yang telah dijelaskan di atas. Sementara untuk anak dengan diabetes bawaan, Anda bisa membimbing anak sebaik mungkin untuk terus menjalani setiap tahap pengobatannya.
KATA KUNCI: Diabetes, Generasi, Penyakit, Â Remaja
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI