Mohon tunggu...
Muna Handifo
Muna Handifo Mohon Tunggu... Lainnya - single fighter street fighter

petani tradisional, pernah terdampar di pasar tradisional, terkungkung di warung tradisional dan melakoni street marketing

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mak, Kirimi Kami Sesendok Nasi!

12 Januari 2012   08:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:59 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Bagi sebagian orang meminjam atau meminta adalah hal biasa, bahkan berutang sampai lupa dengan utang sering terjadi bahkan di sekelilig kadang kita saksikan. Tapi tidak bagi sebagian orang, meminta atau meminjam, sangat berat di lakukan, ada beberapa hal yang mungkin menyebabkan mereka ogah, tempat baru, ah malu belum begitu kenal saya sudah meminjam, atau ah jangan-jangan dia juga tidak punya uang, atau saya bayar pakai apa, pekerjaan belum ada, kiriman belum datang. Kondisi seperti ini seperti ini sering menimpa penghuni kos-kosan. Jadilah rasa lapar di tahan sendiri hingga mengunci diri di kamar.

Kali ini saya ingin berbagi kisah inspirasi tentang ketabahan beberapa pemuda yang berjuang dengan kelaparan.

Kardi, seorang remaja yang saya temui beberapa tahun lalu di Maluku Utara, menceritakan kisahnya yang tidak mengunyah makanan hampir satu minggu. Remaja yang duduk di kelas III SMA ini, hidup kos-kosan di satu kamar kos, orang tuanya tinggal jauh di pulau morotai, sementara kiriman dari orang tuanya terlambat, mau minta malu, jadilah ya menahan laparnya di kamarnya sendiri. Sekolah tidak pernah ditinggalkan, Ia menyambung hidupnya dengan hanya meneguk air putih. Sampai datang kiriman orang tuanya. Saya menitikan air mata mendengar kisahnya.

Wily (Bukan nama sebenarnya), pemuda ini seorang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi negeri, ya termasuk dari keluarga pas-pasan, saat ya menjadi mahasiswa ya mendapatkan kiriman dari orang tua seadanya, dan di bantu dengan penghasilannya sebagai asisten dosen dan mendapatkan beasiswa. Suatu hari bapak kos-nya curiga sama tingkah laku Wily, sudah beberapa hari setiap ya pulang kampus, ya langsung mengurung diri di kamar hingga hanya keluar sesekali ke WC. Karena curiga bapak kosnya menyuruh istrinya untuk memasak banyak-banyak. Bapak Kosnya mengetuk pintu kamar Wily. Lalu ya masuk ke dalam kamarnya, dia perhatikan tempat berasnya sudah tidak ada, dia tanya Wily, kalau dia ada masalah keuangan, ternyata benar Wily sudah 4 hari tidak memasukan makanan di perutnya, hanya dengan air putih yang menyambung hidupnya. Bapak kostnya menitikan air mata mendengar ceritanya dan segera ia memanggilnya makan.

Lain Kardi, lain Wily, ini kisah seorang mahasiswa baru di sebuah universitas, ia masih semester pertama, Sebut saja namanya Amir. Siang hari ia mengeluhkan uang kepada saya bahwa kirimannya belum datang. Namun ia tidak berkeinginan meminjam, karena padatnya kegiatan saya pulang larutmalam. Subuh ketika saya terbangun kudengar erangan dari dalam kamar, saat itu saya langsung curiga jangan-jangan ya kelaparan. Bergegas saya memasak nasi dan memasak dua bungkus mie instan. Saya mengajaknya makan, ya menolak dan saya paksa dan benar saja sudah lebih dua puluh empat jam perutnya belum terisi makanan.

Kalau yang ini lain lagi sebut saja namanya Sani, seorang pekerja lepas yang kehabisan uang, mau minjam teman-temannya pada tidak ada, pernah berpikir meminjam kepada bapak kostnya tapi malu juga, sementara hari itu hari sabtu. Dia mau gadaikan laptopnya tapi pegadaian sudah tutup. Akhirnya ya mengurung diri di kamar selama 2x24 jam. Barulah hari senin ya bisa menggadaikan laptopnya, hingga sanggup mengisi perutnya. Orang-orang serumah kostnya tidak ada yang mengetahui, kalau dalam diamnya di kamar ternyata menahan lapar.

Di perlukan kepekaan kita sebagai tetangga untuk mendeteksi prilaku-prilaku teman seperti ini, bila ada yang mencurigakan ajaklah ya ngobrol, mintalah ia terbuka akan masalahnya. Bantulah sebisa mungkin.

Pernahkah kita mendengar orang-orang yang mati di kamarnya tanpa di tau penyebabnya. Bukan tidak mungkin hal itu terjadi karena kelaparan, dan sungkan untuk meminta atau meminjam sama teman satu tempat tinggalnya. Andai saja mereka di rumah orang tuanya, atau keluarganya, mungkin kejadian itu tidak akan terjadi. Mari mengasah kepekaan!

Salam Kompasiana

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun