Setelah hampir sepuluh tahun lalu, sejak mengikuti pelatihan sertifikasi Mediator dari  Indonesian Institute for Conflict Transformation (IICT)  untuk perselisihan. Baru kali ini saya menerapkan salah satu ilmunya, yaitu tidak menyalahkan terlebih dahulu para pihak yang sedang berselisih artinya mau memandang perspektif masalah dari masing-masing pihak.
Seringkali setelah kita mendengarkan keterangan dari kedua belah pihak yang berselisih, biasanya langsung memberikan penilaian siapa yang salah. Kini saya mencoba melakukan pendekatan bahwa semuanya memiliki pendapat benar menurut caranya masing-masing. Ini saya terapkan dalam sebuah WAG yang isinya adalah teman-teman saya mantan jurnalis kampus semasa kuliah yang berasal dari berbagai disiplin ilmu, dan celakanya mereka rata-rata cerewet minta ampun. Seringkali balas membalas dan silang pendapat mengenai segala hal dan bisa bikin jengkel, kalau yang nggak tahan bisa keluar dari grup seperti yang saya lakukan. Lebih celaka yang kedua adalah selang beberapa hari mereka bisa memasukkan kembali nomor kita dalam grup dan meminta untuk jangan keluar dari WAG lagi.
Sebelum tulisan ini saya lanjutkan saya akan sekedar share kutipan-kutipan berharga dari beberapa teman-teman WAG yang saya beri nama samaran, yang notabene adalah bagian dari argumen mereka.
"Ada kalanya bekerja pakai otak, ada kalanya bekerja pakai hati,ada kalanya bekerja dengan dengkul!"
(Kutipan dari : EJEPEH)
"Prinsipe owner perusahaan besar: lebih baik nol daripada minus banyak."
Terjemahannya: Prinsip dari pemilik perusahaan besar adalah: lebih baik nol daripada minus banyak.
(Kutipan dari: Ibu Suri Baginda Ny. Meneer)
"Tdk sepantasnya kita mengambil keuntungan diatas penderitaan orang."
(Kutipan dari: Nyonya Dinda Pi'i)
"Makanya mumpung di rumah bersih2 rumah, bercocok tanam atau ngurusi binatang piaraan."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!