Mohon tunggu...
Coach Hanny Muchtar
Coach Hanny Muchtar Mohon Tunggu... Pendiri Radani Emotional Wellness

Master of IO Psychology dari Adler University, Canada. Certified Organizational Coaching, IO Psychologist, dan fasilitator Systemic Constellations untuk keluarga dan organisasi dengan pengalaman lebih dari 10 tahun.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tragedi Agustus 2025: Alarm Untuk Memutus Rantai Tragedi Berulang Bangsa.

1 September 2025   15:46 Diperbarui: 1 September 2025   20:01 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waktu membaca: Sekitar 4 menit

--------------------------

Pernahkah Anda merasa seperti menyaksikan sebuah film yang sudah pernah ditayangkan? Adegannya mirip, tragedinya serupa, dan akhir yang menyedihkan pun berulang.

Tragedi bangsa berulang pada bulan Agustus 2025, telah merenggut nyawa Affan Kurniawan seorang pengemudi Ojol dan Rheza Sendy Pratama, seorang mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta, saat tulisan ini dibuat. Tragedi yang menorehkan luka kolektif baru di hati rakyat Indonesia.

Pada suatu masa, para mahasiswa dan mahasiswi Indonesia membentuk Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) dan Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI).

Tujuannya untuk merespon keadaan negara Indonesia saat itu yang tidak sedang baik baik saja, antara lain harga harga naik dan ekonomi yang tidak stabil.

Para mahasiswa dan mahasiswi tersebut membuat tiga tuntutan utama yang mencerminkan aspirasi rakyat yang disebut dengan Tritura.

 Aksi Tritura terjadi pada tahun 1966, yang berakhir menjadi tragedi bangsa karena mengakibatkan korban jiwa.

Kita juga masih ingat tragedi bangsa sebelumnya, antara lain tragedi Tanjung Priok pada tahun 1984, Tragedi Trisakti dan Semanggi pada tahun 1998, semuanya diwarnai dengan adanya korban jiwa.

Dari tragedi tragedi yang terjadi sebelumnya, hingga yang terbaru ini, kita seolah terjebak dalam sebuah siklus atau "repeating pattern" yang sama: Aspirasi rakyat berujung pada ketegangan dan korban jiwa. Demonstrasi, yang tujuannya untuk perubahan positif, meninggalkan residu trauma yang dalam bagi masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun