Mohon tunggu...
Hanna Aulia Sudzada
Hanna Aulia Sudzada Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - 12 MIPA 4

Semangat

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Jenderal A.H Nasution

21 November 2021   00:42 Diperbarui: 21 November 2021   06:46 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Ia memasuki bangku pendidikan dasar HIS (Hollandse Inlandse School). Bersama dengan lima sepupunya Ia berangkat menaiki bendi (delman) ke sekolah. Ia termasuk siswa yang rajin belajar. Setelah pulang sekolah ia biasanya pergi ke madrasah untuk sembahyang dan mengaji disana.

Tahun 1931 ia harus meninggalkan kampungnya, karena ia harus masuk ke "sekolah sore", ia pun dititipkan pada keluarganya yang tinggal di Katanopan. Dalam tahun terakhir ia menderita sakit keras, berhari-hari ia tidak sadarkan diri sehingga ia kembali kekampung.

Tahun 1932 ia telah lulus dari HIS, dan diterima di "sekolah raja" atau HIK, yaitu sekolah guru di Bukittinggi. Ia sangat senang karena hanya satu orang saja yang terpilih dari setiap sekolah rendah di Sumatera dan Kalimantan yang bisa bersekolah di sekolah guru itu.

Tahun 1935, ia berangkat ke Bandung untuk menamatkan sekolah gurunya. Disana ia satu kelas dengan siswa-siswa sekolah guru diseluruh Hindia Belanda yang dibubarkan. Tahun 1938 ia menyelesaikan sekolahnya di Bandung dan mengikuti ujian akhir AMS di Jakarta. Ia pun mulai mengajar di Bengkulu. Ia tinggal di rumah kepala sekolah tempat ia mengajar.

Disana ia bertemu dengan salah satu tokoh yang sejak dulu ia ingin temui secara langsung, ya Soekarno, saat itu Soekarno sedang menjadi tawanan penjajah Belanda. Suatu hari ia dipanggil oleh soekarno untuk mampir kerumahnya

"Hei, mari mampir" soekarno berkata, sembari melambaikan tangannya

Ia terkejut bukan main, tak pernah menyangka ia akan dipanggil langsung oleh Soekarno. Ia pun langsung menghampiri Soekarno. Dalam kesempatan ini juga ia ditawari untuk masuk Indonesia Muda, tetapi ia tidak menanggapinya dengan serius, setelahnya ia pamit untuk pulang.

"Hari sudah sore pak, saya pamit pulang sekarang ya" ucapnya

"Ya silahkan-silahkan, hati-hati dijalan, sering mampir kesini ya" Jawab soekarno

 Singkatnya, Pada tahun 1938 ia dipindah tugaskan ke Muara Dua, Sumatera Selatan (Palembang) untuk mengisi lowongan guru yang pindah tugas. Disini ia ditugaskan menjadi kepala sekolah.

 Hari-harinya berjalan seperti biasa, tetapi sepertinya ia mulai bosan dengan profesinya. Ia pun dengan cepat menangkas pikirannya itu, tetapi ternyata tidak berhasil karena ia mulai goyah akan hal ini. Ia pun meninggalkan Muara Dua, dan melanjutkan perjalan ke Tanjung Raja disana ia juga mendapatkan pekerjaan sebagai seorang guru. Tetapi di Tanjung Raja ia mulai mengumpulkan uang untuk dapat kembali ke Pulau Jawa untuk melanjutkan sekolah kemiliteran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun