Mohon tunggu...
Hani Rai
Hani Rai Mohon Tunggu... Petani - Belajar jadi petani

blogging, handcrafting, journaling, eco farming

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sensasi Memasak Ayam Merangkat di Eks Tambang Pasir

6 Desember 2021   12:54 Diperbarui: 6 Desember 2021   12:57 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anda ingin merasakan hidangan tradisional Lombok yang otentik ? Datanglah ke sini ! ya, pengunjung desa wisata Bilebante dijamu dengan welcome drink lemongrass tea. Wedang sereh yang diramu dengan kunyit, jahe, secang, dan tepung rumput laut. Perasan jeruk nipis sebagai pungkasan membuatnya makin segar, apalagi gelasnya dari tembikar.

Selanjutnya, para tamu mendadak jadi chef dalam sesi cooking class dengan menu ayam merangkat dan ebatan. Bukan sembarangan, ayam merangkat merupakan hidangan tradisi yang disiapkan keluarga calon pengantin pria setelah proses menculik calon pengantin wanita. Merangkat artinya tajam, maknanya bagaimana calon pengantin pria mampu meyakinkan calon pengantin wanita agar mau jadi istrinya. Inilah adat perkawinan suku Sasak. Seru, dramatis, sekaligus romantis. Setelah diculik, keluarga pria akan mendatangi keluarga wanita. Yang menarik, dalam memasak bersama ini, ada pembagian tugas. Bapak-bapak menyiapkan sayur, sementara ibu-ibu menyiapkan lauknya.

Ebatan merupakan sayur yang terdiri atas kelapa bakar yang diparut, rebusan daun belimbing, nangka muda, pisang batu muda, dan daging sapi yang dicincang halus. Hanya dengan pisau dan telenan, tanpa chopper apalagi food processor, tangan terampil bapak-bapak bekerja mencacah sambil duduk di bale-bale. Di dekatnya, tiga orang lelaki berdiri menumbuk bumbu dengan lumpang dan alu.

Bumbu dan sayur incang 'ebatan' (dok pribadi)
Bumbu dan sayur incang 'ebatan' (dok pribadi)

Atas-bawah : Bumbu dan sayur incang 'ebatan' (dok pribadi)
Atas-bawah : Bumbu dan sayur incang 'ebatan' (dok pribadi)

Cabe merah, cabe rawit, bawang putih berpadu dengan rempah-rempah seperti ketumbar, merica, cengkeh, jintan, pala, kemiri, dan kayumanis. Tak ketinggalan rimpang kunyit, jahe, lengkuas, kencur, turut memperkuat rasa. Gula merah dan terasi lombok menjadi pungkasan. Bumbu halus penuh rempah ini ditumis matang lalu dicampur dengan sayuran cincang. Inilah yang dinamakan ebatan, sebuah hidangan otentik dengan tekstur dan rasa yang unik.

Di tempat lain, ibu-ibu dan kaum perempuan menyiapkan lauk : ayam merangkat. Ayam kampung muda menjadi bahan utama menu ini. Awalnya, ayam mentah dipanggang utuh hingga matang lalu dipotong-potong. Bumbunya lebih sederhana. Bawang putih, cabe merah besar, cabe rawit, kemiri, terasi, dan gula merah bersatu dalam cobek.

Bumbu merah yang telah dihaluskan lalu ditumis dengan minyak kelapa hingga harum. Tambahkan santan, dan masukkan potongan ayam panggang ke wajan. Aduk perlahan hingga bumbu meresap. Sebagai sentuhan akhir, kucuri dengan jeruk sambal. Ahh....aroma dan penampilannya sungguh menggoda!

Cooking class 'ayam merangkat' (dok pribadi)
Cooking class 'ayam merangkat' (dok pribadi)

Ayam merangkat dan ebatan disajikan dengan piring tembikar buatan pengrajin Banyuwulek, beralas daun pisang. Sebuah set hidangan makan siang komplet paling otentik dengan narasi budaya Lombok yang menarik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun