Mohon tunggu...
walkingbook
walkingbook Mohon Tunggu... Full Time Blogger - booklover

penulis the dark years-hans

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Apakah Masih Penting Nomor Urut Paslon Dalam Demokrasi Amburadul?

15 November 2023   16:56 Diperbarui: 2 Desember 2023   00:31 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
penentuan nomor urut capres cawapres (sumber gambar kompas)

Pidato Prabowo

Seperti biasa, dengan gaya pidato tanpa teksnya yang ringan, pasangan nomor urut dua itu, hanya berharap semua prosesnya akan baik-baik saja. 

Tentu saja begitu harapannya, setelah drama-drama besar yang sempat menggoyang pasangan ini baru saja dilewati kemarin. Dan semakin sedikit bicara kelihatannya akan semakin baik.

Kata Prabowo di tengah pidatonya, "Saya tidak akan panjang lebar pidato, tapi Saya ingin sampaikan di sini bahwa kita patut bangga kita adalah negara demokrasi, salah satu yang terbesar di dunia, kalau tidak salah ketiga terbesar di dunia, dan kita telah mengalami pemilihan umum periode demi periode dan kita bersyukur bahwa negara kita masih utuh masih bersatu walaupun begitu banyak tantangan yang dihadapi. Saya sangat setuju dengan tadi aspirasi dan harapan yang disampaikan oleh pasangan calon nomor satu, kalau baik kita katakan baik, kejujuran itu harus utuh, seutuh-utuhnya."

"Kita percaya dan yakin KPU akan melaksanakan semua proses pemilu dengan sebaik-baiknya, dengan sejujur-jujurnya, dengan seadil-adilnya, tanpa kecurangan apa pun, karena kalau melaksanakan pemilu yang curang mengkhianati bangsa dan rakyat Indonesia", begitu lanjut Prabowo sebelum menutup pidatonya.

Rasanya sulit membayangkan model demokrasi apa yang sedang kita mainkan sekarang, bukannya tambah dewasa, malah tambah amburadul, tanpa justrungan.

Pidato Ganjar


Nah diantara ketiga paslon, barangkali pidato Ganjar yang paling panjang lebar, karena bagaimanapun ia tidak dapat menyembunyikan kekuatiran atas rungkad-nya---demokrasi yang memang sedang tidak baik-baik saja sekarang ini. 

Meskipun terdengar riang dalam pidatonya, namun pesan politisnya menyentil keras.  "Jadi kita mendapatkan nomor 3 itu pas, sesuai dengan sila ke-3 persatuan Indonesia, kita satukan semuanya dalam proses politik yang menggembirakan. Tapi beberapa hari ini kita sedang disuguhkan untuk menonton drakor yang sangat menarik, drama-drama itu lah yang sebenarnya tidak perlu terjadi. 

Dan malam ini memang seharusnya kita sebetulnya sedang memulai, memulai sesuatu perayaan demokrasi melalui Pemilu, dan namun melihat situasi belakangan ini tentu kami mendengarkan banyak pihak. 

Kita menangkap apa yang menjadi kegelisahan, suasana kebatinan yang muncul di masyarakat. Ada tokoh agama, ada guru-guru bangsa, ada seniman, ada budayawan, ada temen-temen jurnalis, ada para pemred, para aktivis mahasiswa, dan semuanya sedang menyuarakan kegelisahan itu".

Kita yang sadar diri paham kemana arah tembakan Ganjar dalam pidatonya. Bagaimanapun kekuatiran itu juga dirasakan oleh paslon 1-yang pernah disuarakan Anies, agar ada independensi dalam Pilpres, tidak ada intervensi dari king makers.

"Kewajiban kita bapak ibu untuk menjaga, karena kalau kita merasakan itu rasanya demokrasi harus kita pastikan bahwa demokrasi bisa baik meskipun sekarang belum baik-baik saja, kita harus sampaikan itu." Kata Ganjar menegaskan kata-kata sebelumnya. Memastikan agar pesannya semakin jelas kemana arahnya.

Tapi Ganjar tetap berkeyakinan bahwa apra pemilih di negara ini akan semakin cerdas, katanya sambil beranalogi, "Bapak ibu yang sangat saya hormati, perjalan demokrasi ini memang kadang-kadang lurus, kadang-kadang berliku, seperti aliran air, tetapi percayalah air yang mengalir itu dia akan mengikuti arah batinnya. Dia tidak akan bisa dibendung dengan cara apapun." "Dan kalau bendungan itu dia paksakan, dia akan tetap mencari jalannya. Muara itu lah muara demokrasi yang hari ini kita idam-idamkan."

Menutup pidatonya, paslon nomor urut tiga sekali lagi menegaskan, " Setelah ini kita mesti bisa memastikan bahwa arah reformasi mesti kita tuntaskan, demokrasi yang berjalan jurdil, situasi yang bisa berjalan pada rel, dan kita selenggarakan dengan betul-betul membawa integritas yang jauh, jauh sekali dari unsur KKN, harus kita pastikan. Ini lah amanat reformasi, dan ini lah amanat konstitusi yang sekarang kita pegang, dan tentu kita mesti menyelamatkan seluruh golongan, seluruh kelompok masyarakat, dan bagaimana sejatinya kita menjaga NKRI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun