Mohon tunggu...
Hanifah Tarisa
Hanifah Tarisa Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Aspirasi Dibatasi, di Mana Peran Demokrasi?

13 Februari 2024   21:12 Diperbarui: 13 Februari 2024   21:17 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merespon peristiwa ini, beberapa mahasiswa yang tergabung dalam Aksi Kamisan Kaltim mengadakan seruan dan orasi untuk membela Haris dan Fatia. Dalam salah satu rilisnya yang diunggah di Instagram aksikamisankaltim, dikatakan bahwa kasus ini menjadi satu gambaran penguasa yang saat ini semakin masif dalam memberangus gerakan-gerakan yang mengancam kekuasaan mereka.

Oleh karenanya kasus-kasus pembungkaman yang hari ini marak terjadi sesungguhnya telah menegaskan bahwa pemerintahan hari ini nampak sedang berjalan menuju pemerintahan yang otoriter dan diktator. Padahal sejak dahulu rakyat tidak pernah menghina atau mengkritik personal penguasa seperti masalah fisik atau pribadi mereka. Rakyat hanyalah mengkritik kebijakan-kebijakan penguasa yang sekiranya zalim dan tidak berpihak kepada rakyat. Namun jika kritik tersebut justru dimaknai penghinaan bahkan penguasa justru membuat berbagai peraturan perundangan untuk membungkam aspirasi rakyat, bukankah hal ini menampakkan kebohongan sistem demokrasi yang katanya menjamin kebebasan berpendapat?

Sungguh malang nasib rakyat. Ketika menjelang pemilu suara mereka diperebutkan. Namun ketika para wakil rakyat itu berhasil menduduki jabatan kekuasaan, suara rakyat justru dilupakan, dibungkam bahkan dikriminalisasi.

Islam Tidak Anti Kritik

Kritik adalah suatu hal yang baik karena kritik yang disampaikan rakyat sejatinya untuk meluruskan kesalahan penguasa. Oleh karenanya penguasa tidak boleh phobia terhadap kritik rakyat. Mengkoreksi penguasa adalah tradisi yang dilestarikan dalam agama Islam dan telah menjadi bagian dari agama ini. Salah satu motivasi rakyat dalam mengkritik penguasa dan menasihati mereka adalah hadis dari Tamim ad-Dari ra. Bahwa Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:

"Agama itu adalah nasihat."  Para sahabat bertanya, "Untuk siapa?" Nabi saw. bersabda. "Untuk Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, pemimpin kaum Muslim dan kaum Muslimin pada umumnya." (HR Muslim, Abu Dawud dan Ahmad).

Rasulullah saw., pun memuji aktivitas mengkoreksi penguasa yang zalim dan menyampaikan kebenaran kepada dia. "Sebaik-baik jihad adalah perkataan yang benar kepada pemimpin yang zalim." (HR Ahmad, Ibn Majah, al-Hakim dan lainnya).

Khalifah Umar bin Khattab ra. juga pernah berkhutbah di hadapan rakyatnya ketika beliau diangkat menjadi Amirul Mukminin, beliau berkata, "siapa saja di antara kalian yang melihatku bengkok, hendaklah dia meluruskannya." Perkataan Umar ini benar-benar direalisasikan ketika salah satu rakyatnya yang beragama Yahudi mengadukan kepada Umar bahwa rumahnya digusur karena ingin dibangun masjid oleh salah satu gubernur di Mesir yaitu Amr bin 'Ash. Umar yang mendengar hal ini, langsung menegur Amr bin 'Ash hingga Amr ketakutan dan membangun kembali rumah Yahudi yang telah digusurnya. Orang Yahudi tersebut pun terheran-heran akan keadilan dan kebijaksaan Umar hingga akhirnya ia rela rumahnya digusur untuk dibangun masjid dan ia sendiri pun masuk Islam.

Demikianlah secuil kisah pemimpin-pemimpin dalam Islam yang senantiasa takut kepada Allah jika tidak memenuhi hak rakyatnya. Mereka justru takut jika rakyat tak berani mengkritiknya di dunia namun malah menuntut mereka di akhirat yang akhirnya menyebabkan terhalangnya mereka dari surga Allah. Sudah semestinya penguasa-penguasa saat ini meneladani pemimpin-pemimpin dalam Islam seperti Umar bin Khattab agar ketika menerima kritik, mereka bersikap lapang dada dan berintropeksi.

Seluruh pemimpin dalam sistem pemerintahan Islam tentunya sangat paham bahwa penyampaian kritik dan aspirasi kepada penguasa adalah kewajiban bagi seluruh rakyat. Oleh karenanya penyampaian kritik rakyat akan difasilitasi dengan adanya pembentukan majelis umat yang merupakan bagian dari struktur sistem pemerintahan Islam. Majelis umat akan diisi oleh perwakilan atau tokoh-tokoh masyarakat baik dari Muslim atau non Muslim yang berfungsi untuk menyampaikan seluruh pendapat masyarakat yang berkaitan tentang kemaslahatan masyarakat seperti kebutuhan pokok, sarana dan prasarana, pendidikan, fasilisitas kesehatan, jalan-jalan umum dan sebagainya.

Dengan demikian menegakkan sistem Islam untuk mengatur berbagai urusan negara dan kehidupan manusia saat ini adalah agenda yang mendesak. Umat Islam pun tetap tidak boleh diam dan takut ketika menyampaikan kritik dan kebenaran kepada siapapun terutama terhadap penguasa karena sesungguhnya aktivitas mereka ini adalah aktivitas umat terbaik yang telah dijamin oleh Allah dalam Al-Qur'an yaitu aktivitas amar makruf nahi mungkar. Allah Taala berfirman:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun