Mohon tunggu...
Hanifah Tarisa
Hanifah Tarisa Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Derita Palestina, Derita Kita Semua

29 April 2022   05:54 Diperbarui: 10 Mei 2022   15:44 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Derita Palestina, Derita Kita Semua

Oleh : Hanifah Tarisa Budiyanti (Mahasiswi)

Konflik Palestina dan Israel semakin memanas. Bentrokan terjadi setelah kekerasan yang makin meningkat saat perayaan paskah Yahudi yang bertepatan dengan bulan suci Ramadhan. Pengerahan pasukan polisi besar-besaran serta meningkatnya kehadiran orang-orang Yahudi di tempat suci tersebut, secara luas dianggap oleh orang-orang Palestina dan beberapa negara di kawasan itu sebagai provokasi. Selama seminggu terakhir, lebih dari 200 orang yang sebagian besar merupakan warga Palestina terluka dalam insiden berdarah ini di sekitar Masjid Al-Aqsa. (Detiknews, 27/4/2022).

Kabar-kabar memilukan terus bermunculan. Seorang pemuda Palestina ditembak saat pasukan Israel menyerbu sebuah kamp pengungsi di wilayah Tepi Barat. Kantor berita resmi Palestina, Wafa mengatakan tiga pria juga terluka ketika pasukan Israel menyerbu kamp itu. (Detiknews, 27/4/2022).

Beredar luas juga di dunia maya sebuah video yang menampilkan seorang Muslimah yang ditembak mati dengan jarak dekat oleh tentara Israel. Kekerasan semakin berlanjut ketika Tim ACT melaporkan ribuan dari kaum Muslimin termasuk pemuda, orang tua dan para perempuan mengalami perlakuan keji ketika sedang beribadah di Masjid Al-Aqsa. Mereka dipukuli dan diserang oleh polisi Israel di dalam kompleks Masjid Al-Aqsa seusai shalat subuh tanpa alasan yang jelas. (Muslimahnews, 27/4/2022). Pusat Studi Tahanan Palestina juga melaporkan jumlah tahanan Palestina yang ditahan oleh penjara Israel naik menjadi 550 orang. Mereka semua divonis hukuman seumur hidup atas tuduhan yang tidak jelas. (Sindonews.com, 27/4/2022).

Jika melihat fakta-fakta menyedihkan di atas, tentu penyerangan dan pendudukan Israel secara paksa atas wilayah Palestina bukan tanpa alasan. Pasalnya pada tahun 1897, seorang jurnalis Yahudi, Theodore Hertzl, menyerukan diadakannya konggres Zionis pertama di Bassel, Swiss. Konggres ini dihadiri semua pemimpin Yahudi dari seluruh penjuru dunia. Dalam konggres ini menghasilkan keputusan untuk membentuk organisasi Yahudi Internasional dan mereka menyetujui berkumpulnya orang-orang Yahudi di Palestina untuk kemudian dijadikan tanah air mereka. Berkat persatuan, dan tekad kuat, mereka akhirnya berhasil menduduki Palestina. (Ensiklopedia Yahudi Bergambar)

Seiring perkembangannya pada tanggal 14 Mei 1948, Yahudi mulai mendeklarasikan negara meraka tepat di sore hari. Militer mereka berhasil mengalahkan pasukan negara-negara Arab. Mereka menduduki sekitar 77% tanah Palestina dan menamakan negara ini dengan "Israel" dan mengusir sekitar 800 ribu warga Palestina. Fakta sejarah ini menunjukkan bahwa Negara Israel berdiri di atas jasad-jasad warga Palestina yang tak berdosa. (Ensiklopedia Yahudi Bergambar)

Konflik Palestina dan Israel semakin tak terlihat ujungnya. Mirisnya pemimpin-pemimpin negeri Muslim justru bungkam atas penindasan dan penderitaan yang dialami oleh kaum Muslimin Palestina. Kalau pun tidak bungkam mereka hanya mengecam dan mengutuk perlakuan kejam Israel terhadap Palestina tanpa memberikan pertolongan yang yang membawa pengaruh besar. Banyak diantara mereka justru menjalin kerja sama bilateral dan ekonomi dengan Presiden Israel dan disaat yang sama kaum Muslimin Palestina tetap disiksa, ditindas dan dilecehkan kehormatannya.

Rangkaian peristiwa memilukan yang terjadi di Palestina nampaknyatidak membuat dunia prihatin. Sikap kepedulian mereka justru berbeda dengan krisis Ukraina. Walaupun Ukraina baru diserang beberapa bulan saja oleh Rusia namun dukungan dan penggalangan dana datang dari berbagai pihak terhadap Ukraina berikut pengecaman dari tokoh-tokoh besar dunia, sedangkan Palestina yang mengalami diskriminasi dan dirampas wilayahnya selama bertahun-tahun, tidak pernah muncul sikap pembelaan dunia untuk Palestina apalagi berharap mendapat bantuan militer untuk melawan pasukan Israel yang jumlahnya tidak seberapa itu.

Sejarah Konflik Israel dan Palestina

Sesungguhnya konflik Israel dan Palestina bukan hanya konflik kemanusiaan namun juga menyangkut agama. Jika ditilik dari sejarah pada kisah Nabi Musa as. Bani Israil selalu mendustakan mukjizat Nabi Musa as. dan tidak mau beriman kepada Allah. Bahkan ketika mereka diperintah Allah bersama Nabi Musa as. untuk membebaskan Palestina dari penguasanya yang kejam dan menindas, mereka memilih tidak berperang karena takut mati dan malah menyuruh Nabi Musa untuk berperang sendiri bersama Tuhannya.

Mereka juga selalu membunuhi para Nabi yang turun untuk mengajak mereka beriman kepada Allah. Karakter mereka yang jahat, penipu dan pengkhianat juga bisa dilihat pada kisah Nabi Muhammad saw. Ketika Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, beliau mengadakan perjanjian yang mengatur kehidupan sesama kaum Muslimin dan mengadakan perjanjian dengan kaum Yahudi. Inti dari perjanjian tersebut adalah kaum Muslimin dan Yahudi harus hidup damai, saling menghargai dan tidak berbuat zalim antar sesama manusia. Namun seiring berjalannya waktu kaum Yahudi justru mengkhianati perjanjian dengan membunuh dan menipu kaum Muslimin, merencanakan pembunuhan Rasulullah bahkan ikut memerangi kaum Muslimin.

Sehingga tidak heran jika kita melihat di masa sekarang kaum Yahudi justru membantai kaum Muslimin dan umat Islam tidak bisa memilih jalan perdamaian dengan mereka karena tabiat mereka yang sejak dahulu selalu mengingkari perjanjian. Walaupun tanah Palestina pernah ditaklukkan dua kali yaitu pada masa kepemimpinan Umar bin Khattab dan Shalahudin Al Ayyubi yang semenjak saat itu tanah Palestina seutuhnya menjadi milik kaum Muslimin, kaum Yahudi tetap tidak tinggal diam dan seenaknya mencaplok tanah Palestina dengan dalih di dalam agama mereka akan turun juru selamat yang dijanjikan oleh Tuhan dengan syarat orang Yahudi harus kembali ke negeri yang dijanjikan Tuhan yaitu Palestina.

Wahai kaum Muslimin, sesungguhnya kasus-kasus penindasan terhadap umat Islam oleh kafir penjajah dan musuh-musuh yang membenci Islam selalu berulang tanpa ada solusi komperehensif. Penguasa-penguasa negeri Muslim selalu menutup mata dan sibuk dengan permasalahan di negerinya sendiri tanpa peduli dengan jutaan saudara seaqidah mereka yang dihina dan disiksa. Padahal kaum Muslimin ibarat satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh merasakan sakit maka anggota tubuh yang lain juga ikut merasakan sakit.

Lantas siapakah yang akan menolong dan membebaskan kaum Muslimin yang tertindas ini? Bagaimana hujjah kita di hadapan Allah nanti ketika ditanya tentang saudara-saudara kita yang mengalami penindasan ini? Maka perlu upaya tegas untuk menolong dan membebaskan mereka selain mendoakan dan mengirimkan bantuan logistik untuk mereka.

Kaum Muslimin Butuh Perisai

Perumpamaan kaum Muslimin saat ini seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Mereka tidak mempunyai pelindung yang benar-benar bisa menolong dan menjamin keselamatan dan keamanan hidup mereka. Maka sesungguhnya penerapan syariah Islam dalam sebuah institusi negara akan memberikan keadilan dan rasa aman bagi seluruh manusia. Sejarah pernah mencatat saat Khalifah Umar bin Khattab pada tahun 637 M telah menaklukkan Baitul Maqdis, penduduk Palestina hidup damai dan tenteram padahal diantara mereka menganut tiga agama besar yaitu Islam, Yahudi dan Nasrani.

Ini sangat berbeda saat pasukan Salib pada tahun 1099 M menaklukkan Palestina, kengerian dan teror disebarkan di seluruh kota. Selama dua hari setelah penaklukkan, 40.000 kaum Muslimin dibantai. Persatuan dan perdamaian yang telah dibangun sejak Umar bin Khattab menaklukkan Palestina hancur dalam semalam. Meskipun demikian, pada tahun 1187 M, Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil menaklukkan kembali Yerussalem namun setelah penaklukannya ia tidak membalas dendam atas pembantaian tahun 1099 dan menaklukkan kota tersebut menurut ajaran Islam yang murni dan paling tinggi. (Karen Amstrong, Holy War)

Inilah sebagian bukti sejarah yang menunjukkan bahwa sistem Islam melindungi dan memberikan toleransi kepada seluruh umat manusia tanpa memandang fisik, ras, etnis maupun agama. Tidak ada pemaksaan untuk masuk Islam dan pengusiran terhadap non Muslim, yang ada hanyalah Islam memberikan perlindungan dan jaminan hidup sejahtera tanpa intimidasi.

Dengan demikian umat Islam harus merenungi dan bergegas menegakkan sistem Islam dalam bingkai kehidupan sehingga penjajahan dan kekejaman massal yang menimpa manusia di seluruh dunia bisa dihentikan. Wallahu 'alam bis shawab.[]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun