Mohon tunggu...
Hanifah Tarisa
Hanifah Tarisa Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Derita Palestina, Derita Kita Semua

29 April 2022   05:54 Diperbarui: 10 Mei 2022   15:44 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sesungguhnya konflik Israel dan Palestina bukan hanya konflik kemanusiaan namun juga menyangkut agama. Jika ditilik dari sejarah pada kisah Nabi Musa as. Bani Israil selalu mendustakan mukjizat Nabi Musa as. dan tidak mau beriman kepada Allah. Bahkan ketika mereka diperintah Allah bersama Nabi Musa as. untuk membebaskan Palestina dari penguasanya yang kejam dan menindas, mereka memilih tidak berperang karena takut mati dan malah menyuruh Nabi Musa untuk berperang sendiri bersama Tuhannya.

Mereka juga selalu membunuhi para Nabi yang turun untuk mengajak mereka beriman kepada Allah. Karakter mereka yang jahat, penipu dan pengkhianat juga bisa dilihat pada kisah Nabi Muhammad saw. Ketika Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, beliau mengadakan perjanjian yang mengatur kehidupan sesama kaum Muslimin dan mengadakan perjanjian dengan kaum Yahudi. Inti dari perjanjian tersebut adalah kaum Muslimin dan Yahudi harus hidup damai, saling menghargai dan tidak berbuat zalim antar sesama manusia. Namun seiring berjalannya waktu kaum Yahudi justru mengkhianati perjanjian dengan membunuh dan menipu kaum Muslimin, merencanakan pembunuhan Rasulullah bahkan ikut memerangi kaum Muslimin.

Sehingga tidak heran jika kita melihat di masa sekarang kaum Yahudi justru membantai kaum Muslimin dan umat Islam tidak bisa memilih jalan perdamaian dengan mereka karena tabiat mereka yang sejak dahulu selalu mengingkari perjanjian. Walaupun tanah Palestina pernah ditaklukkan dua kali yaitu pada masa kepemimpinan Umar bin Khattab dan Shalahudin Al Ayyubi yang semenjak saat itu tanah Palestina seutuhnya menjadi milik kaum Muslimin, kaum Yahudi tetap tidak tinggal diam dan seenaknya mencaplok tanah Palestina dengan dalih di dalam agama mereka akan turun juru selamat yang dijanjikan oleh Tuhan dengan syarat orang Yahudi harus kembali ke negeri yang dijanjikan Tuhan yaitu Palestina.

Wahai kaum Muslimin, sesungguhnya kasus-kasus penindasan terhadap umat Islam oleh kafir penjajah dan musuh-musuh yang membenci Islam selalu berulang tanpa ada solusi komperehensif. Penguasa-penguasa negeri Muslim selalu menutup mata dan sibuk dengan permasalahan di negerinya sendiri tanpa peduli dengan jutaan saudara seaqidah mereka yang dihina dan disiksa. Padahal kaum Muslimin ibarat satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh merasakan sakit maka anggota tubuh yang lain juga ikut merasakan sakit.

Lantas siapakah yang akan menolong dan membebaskan kaum Muslimin yang tertindas ini? Bagaimana hujjah kita di hadapan Allah nanti ketika ditanya tentang saudara-saudara kita yang mengalami penindasan ini? Maka perlu upaya tegas untuk menolong dan membebaskan mereka selain mendoakan dan mengirimkan bantuan logistik untuk mereka.

Kaum Muslimin Butuh Perisai

Perumpamaan kaum Muslimin saat ini seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Mereka tidak mempunyai pelindung yang benar-benar bisa menolong dan menjamin keselamatan dan keamanan hidup mereka. Maka sesungguhnya penerapan syariah Islam dalam sebuah institusi negara akan memberikan keadilan dan rasa aman bagi seluruh manusia. Sejarah pernah mencatat saat Khalifah Umar bin Khattab pada tahun 637 M telah menaklukkan Baitul Maqdis, penduduk Palestina hidup damai dan tenteram padahal diantara mereka menganut tiga agama besar yaitu Islam, Yahudi dan Nasrani.

Ini sangat berbeda saat pasukan Salib pada tahun 1099 M menaklukkan Palestina, kengerian dan teror disebarkan di seluruh kota. Selama dua hari setelah penaklukkan, 40.000 kaum Muslimin dibantai. Persatuan dan perdamaian yang telah dibangun sejak Umar bin Khattab menaklukkan Palestina hancur dalam semalam. Meskipun demikian, pada tahun 1187 M, Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil menaklukkan kembali Yerussalem namun setelah penaklukannya ia tidak membalas dendam atas pembantaian tahun 1099 dan menaklukkan kota tersebut menurut ajaran Islam yang murni dan paling tinggi. (Karen Amstrong, Holy War)

Inilah sebagian bukti sejarah yang menunjukkan bahwa sistem Islam melindungi dan memberikan toleransi kepada seluruh umat manusia tanpa memandang fisik, ras, etnis maupun agama. Tidak ada pemaksaan untuk masuk Islam dan pengusiran terhadap non Muslim, yang ada hanyalah Islam memberikan perlindungan dan jaminan hidup sejahtera tanpa intimidasi.

Dengan demikian umat Islam harus merenungi dan bergegas menegakkan sistem Islam dalam bingkai kehidupan sehingga penjajahan dan kekejaman massal yang menimpa manusia di seluruh dunia bisa dihentikan. Wallahu 'alam bis shawab.[]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun