Kini ibu dan anak perempuannya itu selamat. Terhindar dari kecelakaan yang fatal. Hanya terdapat luka lecet dan memar di bagian kaki dan kepala. Lelaki-lelaki langsung menggotongnya ke pinggir jalan. Dua wanita itu saling memeluk dan menangis. Tak lama orang-orang bersorak bergembira.
"Hore-hore Doggy sang penyelamat"
"Doggy sang penyelamat"
Semua orang yang ada di jalan itu bertepuk tangan memberi acungan jempol kepada anjing kampung yang berani itu. Tak ada orang yang menyangka bahwa itu adalah si Doggy. Semua kejadiannya begitu cepat. Si anjing kampung datang menolong dengan perhitungannya yang matang. Ia rela mempertaruhkan hidup matinya demi menyelamatkan dua nyawa manusia.
"Suit-suit, hidup Doggy, hidup Doggy" Semua kembali bersorak, tepuk tangan kembali meriah. Anjing kampung berbulu coklat itu masih tetap berdiri di tengah sambil menundukkan kepalanya.
Saat keadaan aman dan perlintasan rel kereta api sudah bisa di lewati kembali. Orang-orang yang melintas menyempatkan diri berjabat tangan sambil memberi ucapan selamat kepada si Doggy.
"Selamat ya Doggy, kamu pantas di kasih bintang".
"Hai Doggy, yeeeyyy kamu memang anjing panutan".
"Bah, keren kali kau Doggy, besok-besok mampirlah ke rumah awak, di sana banyak tulang-tulang".
Berita penyelematan dramatis tersebut akhirnya terdengar juga sampai ke telinga direktur kereta api di Jakarta. Â Awalnya sang direktur tak percaya namun setelah membaca berita-berita itu di koran ternama dan televisi swasta barulah ia percaya kejadiannya.Â
Sang direktur pun berniat mengunjungi Doggy. Memberi selamat serta ingin menyematkan kalung penghargaan ke leher anjing tersebut. Sang direktur pun berjanji akan memberi tiga karung makanan anjing yang mahal kepadanya. Dan mendirikan tempat pos yang layak untuk dirinya berjaga.