Masih banyak yang tidak percaya bahwa negara ini telah merdeka bahkan mempunyai lagu kebangsaannya sendiri, Indonesia Raya.
Sementara penjarahan uang negara, suap menyuap masih semarak di tengah rakyat miskin yang butuh bantuan tunai, apakah mereka tidak sekolah dan tidak pernah di ajarkan orang tuanya bahwa mencuri itu salah.
Paham radikalisme menyelebung mengeluarkan asap berkabung, perempuan dan laki-laki mati terkapar, apakah mereka hidup di sini tanpa pendidikan moral dan agama yang benar?
Kita banyak lupa akan sejarah, kita lupa diri kita sebenarnya, terlalu banyak memendam amarah dan rakyat sebenarnya masih banyak yang terjajah.
Politisi busuk dan politik kepentingan masih menghantui masa depan negara ini, menghantui masa depan anak-anak, menghantui masa depan pendidikan.
Moral dan agama tanpa ruh, kosong melompong di bangku-bangku sekolah dan kita menikmatinya tanpa pernah berkaca, lingkungan pendidikan menjadi tren kekerasan dan pelecehan seksual.
Di tempat lain anak-anak kita asyik menikmati televisi menonton iklan dan mimpi menjadi biduan, telanjang dan menari di media sosial sambil bertutur kata yang tidak sopan.
Namun dengan bangganya kita bilang tengah menuju pengembangan riset teknologi pendidikan kebudayaan, mantap benar pak kedengarannya di telinga.
Semoga cita-cita ini menjadi doa yang baik bagi anak-anak pedalaman yang teguh menyeberangi sungai deras demi sekolah,Â
